Page 55 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 55
45
06:00 WIB,” kataku dengan terkejut sambil bergegas menuju
kamar mandi untuk mengambil wudu. Segera aku salat, setelah itu
membereskan kamar dan membantu ibu di dapur.
Inilah aku Adira Saputri. Aku merupakan orang yang paling
beruntung. Aku adalah anak semata wayang. Aku tak punya
kakak, abang, bahkan adik. Aku bersyukur kasih sayang dan cinta
dari orang tuaku khusus untukku, tak dibagi dengan siapa pun.
Akan tetapi, di sisi lain aku merasa rumah itu sepi tanpa ada
kebisingan ketika ayah dan ibuku pergi. Yang membuat ramai
hanya ketika ada tetangga yang main ke rumah. Kehidupan kami
sangat sederhana, dan penuh keharmonisan. Tak pernah
kudengar ada perselisihan di antara kami.
“Ra, assalamualaikum,” panggil salah satu temanku.
“Iya, waalaikumsalam. Eh Nita, masuk Nit,” sahutku pada
Nita. Seperti biasa, setiap aku pulang Nita selalu bertemu
denganku, kadang aku yang ke rumahnya atau dia yang ke
rumahku. Kebiasaan tersebut selalu kami lakukan ketika aku
kembali dari kota perjuangan. Bertemu dengan Nita untuk
melepas rindu atau bercerita tentang perubahan yang banyak
terjadi di sekitar. Pada saat itu, kami memutuskan untuk perg
berjalan-jalan mengelilingi kota sekaligus melepas kerindun
karena sudah sangat lama tak pernah pergi bersama lagi.
Nita adalah sosok teman yang baik walau kadang suka
marah atau terlalu egois. Walaupun begitu, aku sangat sayang
padanya. Sifat kami berbeda atau berbanding terbalik. Agak
pendiam, kalem, manis, pendek, ya…itu adalah aku. Sementara.
Nita kebalikannya. Perbedaan yang drastis dari SMA hingga
sekarang.
Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” 45

