Page 58 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
        P. 58
     48
               pergi  ke  pasar  malam.  Malam  itu,  kami  menaiki  wahana  yang
               membuatku  cukup  merasakan  ketakutan  dan  sport  jantung.
               Awalnya  aku  berani  atau  bisa  dikatakan  memberanikan  diri.
               Setelah dibeli tiket oleh Zahra untuk kami bertiga, kami pun naik
               kora-kora.  Dengan  posisi  duduk  yang  paling  ujung,  yaitu  dekat
               dengan kepala.
                      Ayunan  pertama  semua  masih  baik-baik  saja.  Ayunan
               kedua  semakin  lumayan  kencang.  Ayunan  selanjutnya  semakin
               tinggi  sampai  jantung  sudah  tak  terkontrol  lagi  dan  teriakan  tak
               sanggup  untuk  ditahan.  Aku  dan  Dilla  berpegangan  dengan  erat
               seraya  kami  teriak  karena  ketakutan.  Serasa  jantungku  mau
               copot, “Udahlah, aku mau turun!” teriakku dengan keras. Namun,
               si  Zahra  dengan  santainya  hanya  tertawa  dan  menikmati  setiap
               ayunan yang semakin lama semakin cepat dan semakin tinggi.
                      Setelah  turun,  hampir  semua  badanku  bergetar,  serasa
               ada  kehilangan  salah  satu  anggota  tubuhku.  Tidak  berhenti
               sampai  di  situ,  kami  melanjutkan  permainan  berikutnya,  yaitu
               baling-baling.  Dengan  keadaan  jantung  belum  stabil,  kaki  masih
               gemetar,  aku  menaiki  baling-baling.  Wah,  aku  tak  sanggup
               membuka mata, jantung makin ser-seran kala berada di atas. Si
               Zahra selalu menertawai aku dan Dilla yang tak punya keberanian
               menaiki  wahana.  Setelah  menaiki  sejumlah  wahana,  kami  pun
               makan  untuk  mengisi  perut  yang  lapar.  Setelah  itu,  kami  duduk
               seraya menikmati suasana dan melihat keramaian yang ada.
                      Jam  sudah  menunjukkan  pukul  22:00  WIB.  Kami
               berencana  untuk  pulang.Namun,  kami  memutuskan  untuk
               menginap di rumah Zahra dikarenakan waktu sudah terlalu petang
               Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah”                                                48





