Page 42 - Kumpulan Cerpen Dakwh Islami
P. 42

kedua  tangannya.  Dengan  leluasa  disanalah  ia
               mengadukan  nasibnya,  sambil  sesekali  menangis.
               Sungguh, aku benar-benar merasa iba melihatnya seperti
               itu.  Kutaksir  kira-kira  umurnya  sekitar  empat  puluh
               limaan,  sebab  terlihat  dari  beberapa  rambutnya  yang
               sudah  mulai  memutih.  Matanya  semakin  terlihat  sayu
               saja ketika ia telah  selesai  menangis,  kerut  di  sana  sini
               terukir  di  wajahnya.  Pakaian  yang  ia  kenakan  benar-
               benar menggambarkan keadaan yang ia keluhkan itu.


               Yang  kuketahui  setelahnya  Bayu  adalah  seorang
               pemulung.  Anaknya  sekarang  sedang  terkena  penyakit
               tbc,  meski  sudah  bekerja  sepanjang  hari  ia  mengaku
               masih  tidak  mampu  untuk  membawanya  berobat.  Aku
               semakin heran saja. Di saat masjid sudah semewah ini,
               mengapa masih ada saja orang yang mengeluhkan hal ini.
               Apa  jangan-jangan  dunia  sedang  dilanda  krisis  orang
               murah hati seperti si lelaki jangkung dan klimis itu?


               Semoga  Allah  segera  mempertemukan  Bayu  dengan  si
               lelaki jangkung dan klimis yang murah hati itu, Amin.


               Setelah kejadian itu aku selalu berharap lelaki klimis itu
               segera  datang  dan  membantu  Bayu.  Tapi  sampai  hari
               kesekian  ia  tak  kunjung  datang,  bahkan  sebetulnya
               setelah  percakapannya  dengan  kepala  pengurus  masjid
               itu  aku  tak  pernah  melihatnya  lagi.  Entah  luput  atau
               bagaimana, tapi aku yakin ia memang jarang datang ke




                                         - 42 -
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47