Page 16 - E-BOOK BERBASIS COLLABORATIVE LEARNING MATERI ENZIM
P. 16
Komponen
Enzim
Enzim memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, dari mencerna
makanan hingga membantu reaksi kimia dalam tubuh berlangsung lebih cepat.
Sebagai contoh, enzim amilase dalam air liur membantu memecah pati menjadi gula
sederhana, sementara katalase melindungi sel dengan memecah hidrogen peroksida
beracun menjadi air dan oksigen.
Namun, tidak semua enzim bekerja sendiri. Beberapa enzim hanya membutuhkan
molekul proteinnya, sedangkan yang lain memerlukan komponen tambahan agar
dapat bekerja secara efektif. Pemahaman tentang komponen enzim ini penting untuk
mengetahui bagaimana enzim bekerja dalam tubuh makhluk hidup.
Enzim dapat dikelompokkan menjadi dua komponen, yakni sebagai berikut :
1. Protein (Apoenzim)
Apoenzim adalah bagian utama enzim yang berupa protein. Bagian ini
menentukan spesifisitas substrat, yaitu kemampuan enzim mengenali dan
mengikat substrat tertentu. Namun, apoenzim sendiri tidak aktif jika tidak ada
komponen tambahan (kofaktor).
2. Non-Protein (Kofaktor)
Kofaktor adalah bagian non-protein yang diperlukan agar enzim dapat berfungsi.
Kofaktor ini terbagi menjadi dua jenis :
1) Komponen Organik:
Komponen organik terdiri dari:
Koenzim: Molekul organik kecil, seperti vitamin atau turunannya
(misalnya NAD⁺, FAD). Koenzim biasanya tidak terikat permanen
dan dapat berpindah-pindah.
Gugus Prostetik: Molekul organik kompleks yang terikat kuat
(bahkan kovalen) pada apoenzim. Contohnya adalah heme pada
enzim katalase.
2) Komponen Anorganik:
Terdiri dari ion logam seperti Zn²⁺, Mg²⁺, atau Fe²⁺. Ion logam ini berfungsi
sebagai stabilisator struktur enzim atau membantu reaksi kimia yang terjadi.
Ringkasan Hubungan Komponen :
Enzim aktif adalah kombinasi dari apoenzim dan kofaktor.
Jika salah satu komponen hilang, maka enzim menjadi tidak aktif.
Koenzim biasanya terlibat dalam transfer molekul kecil, sementara ion logam
membantu reaksi enzimatik berlangsung lebih efisien.
5