Page 10 - Lolotabang dan Biuqbiuq
P. 10
Biuqbiuq menatap kakak yang sangat dicintainya itu,
dalam-dalam. Lolotabang adalah kakak satu-satunya, tempat
bertumpunya cinta dan harapannya sejak kecil. Mereka hidup
hanya berdua, saling melindungi dan menyayangi dengan cara
mereka. Mereka tumbuh bersama-sama, mencicipi manisnya
kehidupan dengan tawa, mereguk pahitnya duka dengan air
mata. Mereka berkembang dari anak-anak menjadi gadis remaja
dengan keunikan masing-masing. Lolotabang adalah gadis
remaja yang sangat cantik, pintar, dan gesit mencari nafkah.
Sementara Biuqbiuq adalah gadis kecil yang lemah, tidak menarik,
tetapi memiliki keberanian dan kegigihan hati sekeras karang.
Lolotabang menghidupi mereka berdua dengan menjual hasil
tenunannya yang indah-indah, sementara Biuqbiuq memasak dan
mengurus rumah.
Biuqbiuq mengangguk.
Lolotabang tersenyum, berusaha tegar, lalu berkata, “Tidak
ada yang perlu engkau cemaskan, adikku sayang. Tuan Bangsawan
hanya menatapku sebentar tanpa berkata apa-apa, lalu pergi.”
Gadis cantik itu menelan ludah. Kerongkongannya
tercekat oleh dusta yang telah dilontarkan kepada adiknya. Tuan
Bangsawan bukan sekadar menatapnya. Ia mengerti betul bahwa
tatapan mata seperti itu adalah perintah yang tidak terucapkan.
Semacam titah baginya untuk menuruti keinginan sang tuan.
Baik Biuqbiuq maupun Lolotabang berusaha memercayai
kata-kata itu, tidak ada yang perlu dicemaskan. Kemudian dengan
4