Page 31 - Legenda Batu Babi dan Anjing
P. 31

Kegelisahannya menuntunnya lebih dalam memasuki

            rimba untuk mencari semata wayangnya yang selalu

            setia menemaninya berburu selama ini. Tangannya

            masih setia memukuli wadah makan menimbulkan

            keriuhan rimba yang seolah berebut memberi informasi

            kepadanya tentang di mana keberadaan anjingnya.

                 Bahasa rimba pun dipahaminya. Berita tentang

            anjingnya  pun terngiang di relung kalbunya.

            Kekhawatirannya bukan tanpa alasan. Benar adanya

            berita rimba yang memasuki hatinya. Waswas.

                 Langkahnya makin cepat menuju tempat huru-

            hara. Hatinya merasakan kepedihan akan kehilangan.

            Napasnya memburu. Makin keras tangannya memukul

            wadah makan, bercampur deru rimba yang semakin

            riuh-rendah. Teriakan-teriakan primata membangkitkan

            emosinya  untuk  segera  mengetahui  apa  yang

            sesungguhnya terjadi.

                 Langkahnya tertuju ke arah sebuah rumah yang

            mulai terlihat di matanya. Pukulan atas wadah makan





                                          19
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36