Page 29 - Legenda Batu Babi dan Anjing
P. 29
Segalanya berjalan seolah tanpa waktu. Terjadilah
segala sesuatu yang memang harus terjadi. Rimba pun
terdiam. Sunyi. Antara sedih dan kemakluman akan
semua yang telah terjadi. Sebuah hukum alam telah
ditegakkan. Tak ada yang mampu mencegah. Semesta
telah bersabda atas dua kehidupan yang memang sudah
waktunya untuk berhenti.
Ledakan tiba-tiba menghenyakkan seluruh penghuni
rimba. Suara petir yang memekakkan telinga melesat
dan jatuh di antara keduanya. Sunyi. Berkaparan dua
tubuh sakti yang telah berbakti pada kehidupannya
sendiri. Pertahanan terakhir telah dilakukan. Tanpa
upacara penguburan, tanpa ritual apa pun tubuh mereka
pun membusuk bersama tanah tumpah darah terakhir.
Sementara itu, pada waktu yang sama, si majikan
sibuk di dalam rumah menyiapkan sarapan bagi si anjing.
Setelah diwadahkan di sebuah piring dibawanya keluar
rumah. Matanya sibuk mencari di mana anjingnya
berada. Dia mulai gelisah ketika mendapati anjingnya
17