Page 18 - Indara dan Siraapare
P. 18

Perjalanan Indara Pitaraa dan Siraapare





                   Saat  memasuki hutan belantara, hari  sudah  mulai

            gelap.  Suara binatang  malam  mengiringi  langkah kedua
            saudara  kembar itu.  Mereka  menemukan  sebuah  pohon
            bhetau yang akarnya tumbuh besar. Siraapare merasa sangat

            lelah. Ia lalu meminta kepada kakaknya untuk beristirahat.
                   “Kakak  Indara,  aku lelah  sekali.  Bisakah kita

            beristirahat saja di sini?” kata Siraapare pada kakaknya.
                   “Baiklah. Aku juga merasa sangat haus,” kata Indara

            Pitaraa.

                   Indara Pitaraa menebarkan pandangnya. Di sekeliling
            mereka tampak  pohon-pohon  jati  yang sudah tua  yang
            tinggi menjulang. Ada pohon bhetau yang berakar besar dan

            memiliki daun kecil tapi sangat lebat. Suara burung Balam
            dan Enggang terdengar bersahut-sahutan dari kejauhan.

                   Sementara itu,  Siraapare mulai  membuka bekal
            yang  disiapkan  ibunya.  Ia  makan  satu  buah  ketupat,  satu

            butir telur, dan menggigit satu ruas tebu sebagai pengganti
            minumnya.  Mereka beristirahat  hingga malam  tiba  dan
            tertidur di antara akar pohon yang besar.







                                         11
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23