Page 20 - Indara dan Siraapare
P. 20
Jika melihat adiknya sudah sangat kelelahan, Indara Pitaraa
selalu memangku kepala adiknya sampai Siraapare tertidur
lelap. Begitu juga saat makan, ia selalu membagi separuh
bekalnya, jika adiknya masih merasa lapar.
Begitu seterusnya, sampai akhirnya Indara Pitaraa
dan Siraapare tiba di puncak gunung ketujuh Nepa-Nepa,
yaitu puncak gunung yang tertinggi dan paling berbahaya.
Jalan menuju ke puncak Gunung Nepa-Nepa sangat terjal
dan curam, batu-batunya sangat tajam dan licin.
Perjalanan di atas puncak Gunung Nepa-Nepa
ditempuh selama lima hari lamanya. Indara Pitaraa akhirnya
merasa lelah. Selama sepuluh hari ia belum pernah tidur
karena selalu terus berjaga-jaga dan menunggui Siraapare
yang sedang terlelap.
“Siraapare, kita beristirahat sejenak. Aku akan
merebahkan tubuhku sebentar saja. Bisakah kamu berjaga-
jaga? Nanti setelah ini kita bergantian,” kata Indara Pitara
pada adiknya.
“Baiklah, Kak,” jawab Siraapare.
Hanya sebentar saja Indara Pitaraa langsung tertidur
dengan pulas. Siraapare sangat iba melihat kakaknya yang
kelelahan. Ia lalu membaringkan kepala kakaknya di atas
pangkuannya. Siraapare berusaha menahan kantuknya agar
tidak tertidur.
13