Page 49 - Indara dan Siraapare
P. 49
Melihat ular peliharaannya mati, Lakabodu-bodu
menjadi marah. Ia mengarahkan tongkat di tangannya ke
arah Indara Pitaraa. Cahaya merah yang berbentuk lidah api,
memancar dan menyerang Indara Pitaraa. Indara Pitaraa
berkelit. Kecepatan langkah kakinya lebih cepat dari kilatan
cahaya lidah api senjata Lakabodu-bodu. Sambil melompat
menghindar, Indara Pitaraa langsung mengarahkan kerisnya
ke arah Lakabodu-bodu. Cahaya lidah api tongkat Lakabodu-
bodu dan cahaya kuning emas keris Parigi saling beradu.
Lakabodu-Bodu ternyata tidak dapat menahan silau
cahaya dari keris Parigi. Cahaya dari senjatanya pun seketika
redup dan berbalik arah menyerangnya. Terdengarlah jeritan
panjang, Lakabodu-bodu pun kalah.
Setelah Watulu dan Lakabodu-bodu kalah, Negeri Wuna
menjadi aman. Mereka menyambut kemenangan Indara
Pitaraa. Putri Wa Melai pun terbebas dari kutukan. Sebagai
luapan kegembiraan rakyat, mereka meminta kepada sang
putri agar mau menjadikan Indara Pitaraa sebagai raja negeri
itu. Indara Pitaraa pun menjadi Raja Wuna. Kini negeri itu
menjadi negeri yang aman sentosa, damai, dan sejahtera
seluruh rakyatnya.
42