Page 9 - Renstra Kembang Kultur Sekolah
P. 9
3. Peran Kepala Sekolah
Untuk membangun kultur sekolah, kepala sekolah harus memperhatikan
aspek informal, aspek simbolik, dan aspek yang tak tampak dari kehidupan
sekolah yang membentuk keyakinan dan tindakan tiap warga sekolah. Tugas
kepala sekolah adalah membentuk dan mendukung kultur yang diperlukan untuk
menguatkan sikap yang efektif dalam segala hal yang dikerjakan di sekolah.
Apabila sikap ini timbul dan didukung oleh kultur, semua aspek lain akan selalu
berjalan beriringan. Oleh karena itu, pembangunan kultur merupakan kunci
kesuksesan sekolah.
Asesmen artifak dapat mengungkapkan nilai dan keyakinan masyarakat
sekolah. Namun tidak semua artifak memiliki nilai dan keyakinan karena
perbuatan atau pengembangan artifak ada yang tidak didasari oleh nilai atau
keyakinan. Pengumpulan informasi memerlukan instrumen yang berupa angket
atau kuesioner, inventori, pengamatan, dokumentasi, dan wawancara (seperti pada
lampiran 1 s.d. 5).
Dalam Buku Pedoman Pengembangan Kultur Sekolah: 6, kultur tidak hanya
mencangkup bagaimana persepsi orang terhadap sekolah, tetapi juga mencakup
nilai keyakinan, dan asumsi yang mendasari perilaku. Asesmen kultur sekolah
mencakup asesmen pada tiga level, yaitu artifak, nilai dan keyakinan, dan asumsi.
Asesmen terhadap artifak dilakukan dengan menggunakan daftar isian yang
menjaring informasi tentang: simbol-simbol, tulisan-tulisan, kebiasaan-kebiasaan,
upacara-upacara, tata letak gedung sekolah, lingkungan sekolah, keadaan sekolah,
fasilitas sekolah, gambar-gambar yang ada di ruang kepala sekolah, ruang guru
dan ruang kelas. Penilaian artifak juga dilakukan dengan melalui pengamatan,
wawancara, dan menggunakan dokumen yang ada. Semua artifak dianalisis dan
dicari penafsirannya atau maknanya melalui pengamatan dan wawancara kepada
kepala sekolah, guru, siswa, orangtua, tata usaha, penjaga sekolah, penjaga
warung atau kantin sekolah, dan orang di sekitar sekolah.
Nilai keyakinan dapat dijaring melalui pengamatan terhadap interaksi
antarsiswa, antarguru, siswa dengan kepala sekolah, siswa dengan guru, guru
dengan kepala sekolah, staf TU dengan kepala sekolah, dan sebagainya. Hasil
R e n s t r a K e m b a n g K u l t u r S e k o l a h b y E d i S u p r i y a n t o , S . P d . Page 13