Page 6 - Ngopi di Kombel Madani
P. 6
Kegiatan Kelompok Belajar Madani diadakan satu minggu sekali, yaitu setiap
hari Jum’at siang. Berbagai keluhan dan tantangan penerapan Kurikulum Merdeka
pernah dibahas pada kegiatan kelompok belajar madani, seperti bagaimana mengajar
dengan rata-rata peserta didik jarang membaca? Bagaimana mengajar peserta didik
dengan kemampuan berhitung yang lemah? Bagaimana mengajar peserta didik yang
tergantung pada internet untuk menyelesaikan masalah? Bagaimana penerapan
Kurikulum Merdeka agar berjalan sesuai harapan?
Melalui Komunitas Belajar, guru yang sudah mencoba mempraktikkan
pembelajaran dengan mengacu kepada Penerapan Kurikulum Merdeka berbagi cerita,
salah satunya pengalaman menerapkan pembelajaran terdeferensiasi. Beberapa guru
menceritakan pengalamannya menerapkan pembelajaran terdeferensiasi. Ada yang
bercerita mengajar beberapa kelompok murid dengan materi yang berbeda berdasarkan
asesmen diagnostik kognitif yang dilakukan diawal pembelajaran. Mereka diminta
mendiskusikan materi yang dibagikan di kelompoknya, lalu mempresentasikan dengan
cara yang diminatinya.
Ketika berdiskusi di kelompok belajar madani tentang penerapan pembelajaran
terdiferensiasi muncul kecemasan guru. Bagaimana murid dengan kesiapan belajar
rendah diberi materi disesuaikan dengan kemampuannya akan membuat mereka
semakin tertinggal dibandingkan temannya yang mahir? Bagaimana perasaan mereka
ketika mengetahui bahwa mereka dianggap memiliki kesiapan rendah?
Dalam kelompok belajar pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok
'pandai' dan tidak juga dibahas. Untuk menghilangkan persepsi negatif pengelompokan
peserta didik tidak berlaku permanen, adakalanya peserta didik pada pelajaran tertentu
berada pada kelompok mahir dan atau sebaliknya. Asesmen diagnostik untuk
mengetahui kesiapan belajar, bukan satu-satunya kriteria, namun, pilihan peserta didik
secara sadar juga menjadi pertimbangan.
Umumnya, dalam Penerapan Kurikulum Merdeka, guru di sekolah kami
mencemaskan penurunan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Kecemasan
itu bukan hanya berdasarkan pengamatan, pengalaman guru secara langsung ketika
5