Page 188 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 188
dan besi, tatanannya melawan kaidah-kaidah teknik orang
dulu.
Itulah penjabaran dari teknik arsitektur Rumah Gadang
dalam pembentukan pribadi anak Minang. Tidak jelas juga
apakah itu hasil pembelajaran dari sang desainer yang
menterjemahkan filosofis pepatah ke dalam imajinasi
ciptaannya. Entahlah!
Sebagai catatan, ada orang mengartikan bahwa arti 4 buah
gonjong adalah “urang 4 jinih” yaitu: Panghulu, Malin, Manti
dan Dubalang. Mereka duduk sehamparan seolah-olah sedang
musyawarah. Lapangan atap umpama bentangan tikar
perundingan. Entah apa maksudnya, umumnya Rumah Gadang
dulu menghadap ke utara atau selatan. Kemudian orang
membangun menghadap ke jalan, ke timur ke barat tidak lagi
diperhitungkan. Bangunan Rumah Gadang pada awal abad ke
XX, biasanya membelakangi jalan. Konon itu maksudnya untuk
mencegah orang berniat jahat. Dari muka ketahuan oleh orang
punya rumah, dari belakang kelihatan orang lewat. Wallahu
A’lam.
Ada yang memperkirakan bahwa gonjong-gonjongnya
terinspirasi dari bentuk kajang (atap) perahu nenek moyang
dari Asia Tenggara tempo dulu. Awalnya bergonjong dua
kemudian berkembang menjadi 4, 6 atau 5.
HUBUNGAN TEKNIK BANGUNAN DENGAN
KEPRIBADIAN MINANG
Sejatinya ada keterkaitan antara seni arsitektur bangunan
Rumah Gadang dengan gaya kultural masyarakat
Minangkabau. Seperti uraian di bawah ini :
1. Memilih lokasi perumahan: Bahwa lokasi tempat
mendirikan rumah haruslah di tanah keras bukan timbunan.
Menyingkap Wajah 159
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya