Page 34 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 34
04
Keamanan, Ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Zaman
dulu koordinator kepala nagari disebut Angku Palo.
Sekarang bernama Walinagari atau Lurah di Kotamadya.
Sistem pemerintahannya tidak mengenal apa yang
dinamakan Trias Politica, tapi bekerja secara kologial.
Mereka membuat aturan, mereka menjalankan dan mereka
juga yang mengawasi. Semua kebijakan berdasarkan
musyawarah dan mufakat. Sedangkan Ninik Mamak (para
Penghulu suku di Nagari) berfungsi sebagai Badan
Pengontrol semacam Dewan Pertimbangan atau Dewan
Pengawas, atau katakanlah sebagai Parlemen.
Sejarah membuktikan bahwa pemerintahan Kolonial
Belanda tidak pernah mengusik tatanan Nagari di
Minangkabau. Baru kemudian setelah keluar Maklumat
Plakat Panjang 1883, Belanda melengkapi struktur
pemerintahannya dengan membentuk jabatan Lareh, yaitu
jalur pemerintahan terbawah yang dijabat pribumi. Dia
membawahi beberapa Nagari (setingkat Camat) untuk
digiring kearah pola politik penjajah, agar rakyat
Minangkabau tetap loyal kepada kolonial. Namun begitu,
kedaulatan Nagari tetap dibiarkan utuh sebagai sediakala.
Begitulah potret Alam Minangkabau sampai Indonesia
Merdeka. Bagi generasi yang lahir sebelum revolusi masih
akan terkenang betapa anggunnya wajah Minangkabau
tempo dulu, wajah asli sebelum dipoles jari-jari
modernisasi. Yang jelas tangan jail penjajah tak berani
menjamahnya apalagi memperkosa.
A. ASAL USUL NAMA MINANGKABAU
Ada banyak pendapat para pakar tentang asal-muasal
nama Minangkabau. Masing-masing punya alasan
Menyingkap Wajah
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya