Page 95 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 95
a. Mambangkik Batang Tarandam
Seharusnya pengganti Panghulu yang meninggal segera
dinobatkan. Tapi karena satu dan lain hal, kaumnya tidak dapat
melaksanakan Penobatan ditangguhkan dulu, namanya
Balipek. Kadang-kadang dalam waktu yang panjang belum juga
terselenggara. Saking lamanya gelar datuk tersebut sudah
terlupakan bahkan tidak lagi disebut dalam hitungan Panghulu
di Nagari. Artinya berkurang.
b. Mangguntiang Siba Baju
Akibat populasi anggota kaum, Panghulunya tidak mampu
lagi memimpin sendirian. Atas kesepakatan bersama kaum,
dimekarkanlah kaum tersebut dengan mengangkat seorang
Panghulu baru. Biasanya gelar Panghulu tambahan ini masih
memakai gelar lama dengan embel-embel tambahan
dibelakangnya. Kalau tadinya Panghulu bergelar Dt. Bandaro,
maka Panghulu baru digelari Dt. Bandaro Hitam, Dt. Bandaro
Mudo dan lain-lain.
c. Batu Gadang Aia Basibak.
Dikarenakan ada seseorang anggota kaum berambisi
menjadi Panghulu padahal dia tidak punya jalur untuk itu.
Biasa orang kaya atau berpengaruh karena banyak pendukung
terjadilah semacam kelompok dipersukuan. Maka
diupayakanlah beberapa cara agitasi (hasutan) untuk
mencapai tujuan. Ini diibaratkan batu besar menghampang di
tengah sungai, lalu terbelahlah air menjadi dua aliran: Satu
tetap dipegang Panghulu asal, satunya lagi dipimpin Panghulu
baru diapun membuat gelar baru pula.
d. Hanyuik Siriah jo Gagang
Satu kaum bersama Panghulu dan perangkatnya pindah
dan berdomisili di nagari tujuan.
66
Yus Dt. Parpatih