Page 94 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 94
Karena meninggal dunia. Umur sampai ajal datang dari
tanah kembali ke tanah, harta Allah pulang ke Allah. Disebut
juga Baganti Ditanah Tasirah.
b. Hiduik Bakarilahan
Istilah ini disebut juga Mangulipah atau Mangalupak.
Maksudnya: dengan rela tanpa paksaan mengembalikan beban
kepada anggota kaum. Mungkin tersebab uzur atau menderita
penyakit menahun atau hal-hal lain yang tak memungkinkan
lagi beliau menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
c. Baruntuah Dari Tandan
Walaupun tak rela, tetap saja diganti, dimakzulkan,
diberhentikan dengan tidak hormat akibat perbuatannya telah
mencederai martabat kaum, merusak citra Ninik Mamak,
menodai kemuliaan Adat Minangkabau. Seumpama murtad
dari agama Islam, berperilaku pasik (biadab), melanggar UU
nan 20, melakukan skandal seks dan lain-lain perbuatan yang
tak senonoh.
d. Basiliah di Tangah Jalan.
Seorang yang masih menjabat terpaksa ditarik mandatnya
dengan hormat atas pertimbangan: Hilang misterius tidak
berfungsi, menjadi gila atau pikun dan strok. Khusus mengenai
point c dan d bagi penganut paham Koto Piliang mungkin akan
bersikap lain. Sedangkan pada mazhab Adat Bodi Caniago akan
berbuat demikian, itupun atas kesepakatan kaum
bersangkutan dengan pertimbangan-pertimbangan mudarat
dan manfaat.
10. Penambahan Panghulu
Jumlah suku atau Panghulu di satu Nagari bisa bertambah
dan berkurang. Perubahan jumlah tersebut disebabkan
beberapa hal, antara lain:
Menyingkap Wajah 65
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya