Page 14 - Tembok Kayu Berdasar Batu
P. 14

kaleng itu sama sekali kosong. Tidak ada beras di sana. Benar
               saja  ternyata  Irfan  dan  orang  tuanya  sama  sekali    belum

               mencicipi makanan dari pagi. namun mereka berkata kepada
               ibu Wulandari bahwa mereka sudah biasa untuk tidak makan
               dan  sering  menahan  lapar.  Sungguh  keadaan  yang  sangat

               memprihatinkan, ibu Wulandari pun terdiam tertunduk dan
               tanpa ia sadari matanya mulai berkaca-kaca dan air matanya

               menetes.  Dia  tidak  menyangka  bahwa  keluarga  itu  sangat
               kesusahan  untuk  makan.  Ia  bisa  merasakan  bagaimana
               kesusahan yang mereka alami karena ia juga pernah berada
               di  posisi  tersebut.  Ibu  Wulandari  lalu  lu  menghampiri  ibu

               dari  Irfan  dan  memeluknya.  Ia  juga  memberikan  semangat
               kepada Irfan agar tetap belajar dan menjadi anak yang sukses

               nantinya  agar  bisa  membahagiakan  kedua  orang  tuanya.  Ia
               menceritakan kepada Irfan bahwa dulu hidupnya juga susah
               sama persis seperti yang Irfan alami saat ini. Namun berkat

               ketekunannya  belajar  ia  bisa  menyelesaikan  sekolahnya  dan
               menjadi  seorang  guru  sampai  sekarang.  Dengan  menjadi
               seorang guru ia bisa menghidupi keluarganya.

                       Melihat  hal  itu,  ibu  Wulandari  mulai  mengambil
               tindakan berjalan menuju warung yang ada di dekat situ. Ia
               mulai membeli beras, minyak, gula, sayur dan bahan-bahan

               lain  yang  mereka  butuhkan.  Ia  mengantarkan  dan
               menyerahkannya kepada keluarga Irfan. Sebenarnya orangtua

                                                                        14
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19