Page 7 - BUKU ARA
P. 7

Defenisi 1.3

                   “Bilangan cardinal” (cardinal number) : sebuah “bilangan cardinal” adalah sebuah bilangan
                   yang menunjukkan sebuah kuantitas”.

               Sedangkan  untuk  mengetahui  “posisi  relative”  dari  elemen-elemen  suatu  himpunan  yangsudah
            disusun menurut  urutan tertentu, dapat digunakan  “ bilangan-bilangan ordinal (ordinal numbers) seperti
            ; pertama, kedua, ketiga, dst …

               Sampai  sekarang  sudah  banyak  system/cara  yang  telah  dikembangkan  orang  untuk
            merepresentasikan bilangan, diantaranya adalah sebagai berikut

                       Hindu- Arab       4                                         Romawi    IV

                       Mesir                  IIII                                       Yunani      

                       Babilonia                                                       China

               Tampak  jelas  bahwa  bilangan  empat  direpresentasikan  secara  berbeda-beda  oleh  masing-masing
            Negara menurut kebudayaannya.  Tetapi penting dicatat behwa meskipun simbol-simbol tersebut diatas
            berbeda-beda, namun mereka semuanya merepresentasikan sebuah ide atau bilangan yang sama yaitu
            bilangan empat.  Jelaslah bahwa angka empat “4” (hindu-arab) hanyalah sebuah simbol yang  secara
            fisik merepresentasikan  “bilangan empat”, sedangkan “bilangan empat” itu sendiri tidak dapat dilihat
            secara  fisik  karena  hanya  ada  dalam  benak  pemikiuran  kita  (  Roethel  &  Weinstein,  Logic,  Set  and
            Numbers)

               Dasar utama pengembangan matematika adalah teori bilangan dan geometri.  Teori bilangan terus
            berkembang dan mendasari berbagai cabang matematika lanjut.  Pentingnya bilangan untuk memahami
            alam  semesta  telah  dirasakan  oleh  Phytagoras  sejak  2500  tahun  yang  lalu  dengan  ungkapan  “  the
            number  rule  the  universe”,  demikian  pula  Kronecker  (1823  -1891)  dengan  ungkapannya  “God  made
            integers, all the rest is the work of man”.  Pada pertengahan abad ke-19, pentinganya bilangan sebagai
            suatu pengertian bebas diwujudkan , sehinga studi tentang bilangan tidak bergantung lagi pada intuisi
            geometri.    Sekarang  kita  akan  membicarakan  system  bilangan  real.    Untuk  praktisnya  dalam
            pembahasan ini, istilah “bilangan” bebas diwujudkan.

            1.2.  Sistem Bilangan Real
                                                    “Sistem bilangan real” adalah himpunan bilangan real R yang
             Arahkan kamera pada marker         disertai  dengan  operasi  penjumlahan  dan  perkalian  sehingga
             berikut.
                                                memenuhi aksioma tertentu, dinotasikan dengan : “ ( R ,+, x )”.

                                                    Pada  system  bilangan  real,  diperlukan  tiga  aksioma,  yaitu
                                                aksioma lapangan, urutan dan kelengkapan.

                                                 “Aksioma  Lapangan”     adalah  aksioma  yang  mengatur  tentang
                                                ketertutupan      terhadap  operasi  penjumlahan  dan  perkalian,  sifat
                                                kumulatif, asosiatif, distributive, dan terdapatnya unsur kesatuan 0
                                                dan  1,  serta  terdapatnya  unsur  invers  terhadap  penjumlahan  dan
                                                perkalian.  Dari aksioma ini dapat dibuktikan berbagai sifat yang



                                                                                                                 2
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12