Page 6 - Flip Book - Ibnu Maulana - 048
P. 6
Di Jepang, pengenalan ilmu pengetahuan baru dan Hukum Dasar Teknologi oleh pemerintah
Jepang pada tahun 1995 menjadi titik pijak berkembangnya teknologi pendidikan di Jepang. Hasilnya,
pemerintah Jepang menaruh minat sangat besar sehingga mengalo- kasikan cukup uang dan
memperkuat institusi-institusi penelitian untuk mempromosikan kebijakan teknologi ini. Selain itu,
strategi lain dalam rangka menyebarkan pentingnya teknologi ini adalah dengan memanfaatkan pajak,
dan melalui pendanaan proyek R&D (penelitian dan pengembangan) untuk industri berteknologi tinggi
seperti bioteknologi, software, dan telekomunikasi.
Di negara tetangga Singapura, mereka telah mempersiapkan dan menyusun rencana induk
pendayagunaan teknologi informasi di dalam pendidikan. Tujuannya adalah meningkatkan hubungan
antara. sekolah dengan dunia sekitar, melahirkan kegiatan yang inovatif dalam pendidikan,
meningkatkan berpikir kreatif, belajar sepanjang hayat dan tanggung jawab sosial, serta untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan.
Agar bisa mencapai tujuan tersebut, mereka melakukan hal-hal: (1) mengupayakan perimbang-
an antara perolehan pengetahuan faktual, penguasaan konsep, dan keterampilan. (2) mengembangkan
perangkat lunak pendidikan agar bisa memenuhi tuntutan kurikulum, pemanfaatan sumber belajar
internet dalam belajar-mengajar, dan pengadaan perangkat lunak pendidikan secara tepat waktu. (3)
para pendidik atau guru dilat dalam memanfaatkan teknologi informasi. (4) infrastruktur teknologis
dan fisik terus menerus di tingkatkan agar mampu memberikan rasio siswa:komputer menjadi 2:1.
D. Kawasan Teknologi Pendidikan
1. Pembagian Kawasan
Di dalam definisi AECT 1994 yaitu Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber
untuk belajar. Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan) teknologi pembelajaran,
yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan
kawasan penilaian baik untuk proses maupun sumber belajar. Seorang teknolog pembelajaran
bisa saja memfokuskan bidang garapannya dalam salah satu kawasan tersebut. Aplikasi teknologi
pembelajaran juga tidak terlepas dari lima kawasan tersebut. Adapun penjelasannya tentang lima
kawasan ini yaitu:
a. Kawasan desain
Kawasan desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Melalui Jim
Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai
berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi
pembelajaran. Demikian juga Gagne dan briggs pada tahun 1960an telah menggabungkan
keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep