Page 10 - Flip Book - Ibnu Maulana - 048
P. 10
dan penyesuaian teknologi menuntut terjadinya alih pengetahuan dari teknologi yang satu kepada
yang lain. Tanpa “kemungkinan dapat ditransfer” ini landasan penelitian harus diciptakan kembali
untuk setiap teknologi yang baru. Dengan mengidentifikasi lingkup taksonomi, kaum akademisi
dan para praktisi dapat memecahkan permasalahan penelitian, dan para praktisi bersamadengan
para teoritisi dapat mengidentifikasi kelemahan teori dalam menunjang dan meramalkan aplikasi
Teknologi Pembelajaran.
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk mengklasifikasi dan
nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu,
atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk
mengklasifikasikan tujuan pendidikan.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun
1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom". Taksonomi Bloom merujuk pada
taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh
Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa
domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang
lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1) Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2) Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
3. Peran Kawasan
Secara serempak dan dalam meliputi cara, suatu kawasan professional baru menjadi suatu
bidang pengetahuan baru (atau displin profesional ) yang digabungkan. Fungsi suatu kawasan
mencakup teori dan praktek dan untuk mengidentifikasi tugas-tugas para penyelenggara teknolog
pembelajaran. Setiap fungsi mempunyai tujuan dan komponen (Seels dan Richey, 1994).
Dalam perkembangan terkahir, teknologi pendidikan yang didefinisikan sebagai teori dan
praktik dalam desain, pengembangangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian
proses, sumber, dan sistem untuk belajar. Defini tersebut mengandung pengertian adanya empat
komponen dalm teknologi pembelajaran, yaitu:
1. Teori dan praktik.
2. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian.
3. Proses, sumber dan sistem.
4. Untuk Belajar.