Page 3 - stunting di indonesia
P. 3
4 − Journal of Political Issues Volume 1│Nomor 1│Juli 2019
demikian, penurunan angka tersebut Dampak jangka pendek; peningkatan
masih jauh dari yang ditargetkan. kejadian kesakitan dan kematian,
Penurunan angka stunting hanya mencapai perkembangan kognitif, motorik, dan
4% antara tahun 1992 hingga 2013 verbal pada anak tidak optimal,
(Aryastami, 2017). peningkatan biaya kesehatan. Sedangkan
Ironisnya, di hilir (level dampak jangka panjang; postur tubuh
implementer program dan masyarakat), yang tidak optimal saat dewasa (lebih
persoalan stunting seolah masih terdengar pendek dibandingkan pada umumnya),
asing. Masih terdapat banyak masyarakat meningkatnya resiko obesitas dan
yang belum mengetahui perihal stunting, penyakit lainnya, menurunnya kesehatan
baik dari definisi, penyebab, dampak yang reproduksi, kapasitas belajar dan performa
ditimbulkan hingga penanggulangan yang yang kurang optimal saat masa sekolah,
dapat dilakukan. Hal ini terlihat kontras dan produktivitas dan kapasitas kerja yang
sekali dengan kondisi di hulu, dimana tidak optimal (Situasi Balita Pendek
pemerintah telah banyak mengeluarkan (Stunting) di Indonesia, 2018).
kebijakan dan menggelontorkan dana Stunting disebabkan oleh faktor
yang tidak sedikit untuk program multi dimensi dan tidak hanya disebabkan
penanggulangan stunting yang tentu saja oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh
semestinya sampai dan dirasakan oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi
masyarakat. yang paling menentukan untuk dapat
Oleh karena itu, penelitian ini akan mengurangi prevalensi stunting oleh
mengkaji tentang hulu-hilir upaya karenanya perlu dilakukan pada 1000 Hari
penanggulangan stunting untuk kemudian Pertama kehidupan (HPK) dari anak
dapat melihat gap antara keduanya, balita. Beberapa faktor yang menjadi
sehingga diharapkan dapat menemukan penyebab stunting adalah:
akar masalah yang menyebabkan upaya 1) Praktek pengasuhan yang kurang
penanggulangan stunting yang diupayakan baik, termasuk kurangnya
selama ini masih jauh dari yang pengetahuan ibu mengenai
ditargetkan. kesehatan dan gizi sebelum dan
pada masa kehamilan, serta setelah
KERANGKA TEORITIK ibu melahirkan.
Stunting 2) Masih terbatasnya layanan
Stunting merupakan salah satu kesehatan termasuk layanan ANC-
target Sustainable Development Goal Ante Natal Care (pelayanan
(SDGs) yang termasuk pada tujuan kesehatan untuk ibu selama masa
pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu kehamilan) Post Natal Care dan
menghilangkan kelaparan dan segala pembelajaran dini yang
bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta berkualitas.
mencapai ketahanan pangan. Target yang 3) Masih kurangnya akses rumah
ditetapkan adalah menurunkan angka tangga/keluarga ke makanan
stunting hingga 40% pada tahun 2025. bergizi.
Upaya penurunan stunting baik secara 4) Kurangnya akses ke air bersih dan
global maupun nasional, bukan tanpa sanitasi. (Kemiskinan, 2017)
alasan. Hal ini karena persoalan stunting Selain itu, faktor penyebab
erat kaitannya dengan kualitas sumber stunting lainnya; kondisi kesehatan dan
daya manusia dimasa mendatang. gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta
Adapun dampak yang ditimbukan setelah persalinan, postur tubuh ibu
stunting dapat dibagi menjadi dampak (pendek), jarak kehamilan yang terlalu
jangka pendek dan jangka panjang. dekat, ibu yang terlalu muda, terlalu tua,
Rini Archda Saputri: Hulu Hilir Penanggulangan
Stunting di Indonesia