Page 7 - stunting di indonesia
P. 7
8 − Journal of Political Issues Volume 1│Nomor 1│Juli 2019
200.000.000,- per tahun per Puskesmas di lemahnya power dalam merekat
daerahnya masing-masing (10 kebijakan, struktur dalam kolaborasi yang
Kabupaten/Koota Prioritas untuk Itervensi tidak sama, sumberdaya manusia yang
Anak Kerdil (Stunting), 2017). terbatas, tidak terjaminnya ketersediaan
METODE PENELITIAN anggaran (Morris SS, 2008).
Pendekatan penelitian yang Variabel yang teridentifikasi
digunakan dalam penelitian ini adalah tersebut terkonfirmasi di lapangan, bahwa
kualitatif, dimana peneliti berperan memang pada kenyataannya hal tersebut
sebagai instrumen kunci. Pengumpulan menjadi kendala dalam upaya percepatan
data dilakukan melalui analisis dokumen penurunan stunting di daerah. Meskipun
kebijakan dan arsip, wawancara pemerintah telah banyak menerbitkan
mendalam dan diskusi kelompok kebijakan-kebijakan terkait dengan upaya
terpumpun yang melibatkan para percepatan penurunan stunting, tetapi di
pemangku kepentingan di daerah, hingga level daerah ataupun masyarakat, hal
implementer program di tingkat tersebut seolah masih jauh panggang dari
masyarakat. Analisis data dilakukan api. Kebijakan pada tataran hulu belum
melalui analisis deskriptif. sepenuhnya terimplementasi pada tataran
hilir, bahkan masih banyak ditemui
HASIL PENELITIAN DAN implementer progam di tingkat bawah
PEMBAHASAN yang masih belum paham mengenai
Upaya Percepatan Penurunan Stunting stunting itu sendiri.
di Daerah Salah satu program yang
Saat ini, pemerintah telah dijalankan dalam upaya percepatan
mencanangkan program intervensi penurunan stunting adalah Program
pencegahan stunting terintegrasi yang Makanan Tambahan (PMT) untuk Balita
melibatkan lintas kementerian dan dan Ibu Hamil. PMT balita diberikan pada
lembaga. Pada tahun 2018, ditetapkan 100 kegiatan posyandu yan rutin dilaksanakan
kabupaten di 34 provinsi sebagai lokasi setiap bulan. Biskuit PMT balita
penurunan stunting. Dengan adanya dibagikan secara rata kepada balita-balita
kerjasama lintas sektor ini diharapkan yang hadir di Posyandu tanpa melihat
dapat menekan angka stunting di status gizi yang dialami balita. Namun
Indonesia sehingga dapat tercapai target yang dirasa kurang efektif adalah
Suistainable Development Goals (SDGs) partisipasi masyarakat pada kegiatan
pada tahun 2025 yaitu penurunan angka posyandu cukup rendah, terdata partisipasi
stunting hingga 40%. aktif masyarakat dalam kegiatan posyandu
Studi mengenai keberhasilan berkisar
implementasi kebijakan penurunan Percepatan penurunan stunting ke
masalah gizi melalui berbagai metode depan antara lain dapat dilakukan dengan
(sistematik review, kuantitatif riset, semi mengatasi masalah berikut:
kualitatif interview, analisis pohon a. Ibu hamil dan Balita yang belum
masalah) menunjukkan bahwa mendapatkan Program Makanan
implementasi kebijakan penurunan Tambahan (PMT) masih cukup
masalah gizi secara global tidak mudah. tinggi, masing-masing sekitar 74,8%
Setidaknya terdapat delapan kelemahan dan 59%
variabel yang masih menjadi kendala, b. Proporsi anemia pada Ibu Hamil
antara lain: masalah koordinasi yang sulit, mengalami kenaikan dari 37,1%
strategi yang tidak cukup kuat, minat yang pada tahun 2013 menjadi 48,9%
kurang dari stakeholders, jaringan antar pada tahun 2018
stakeholders yang tidak kuat, masih
Rini Archda Saputri: Hulu Hilir Penanggulangan
Stunting di Indonesia