Page 13 - Sinar Tani Edisi 4096
P. 13

13
                                                                                       Edisi 23 - 29 Juli 2025  |  No. 4096 Tahun LV


                        Inovasi Cabai Terbaru







          Cabai menjadi salah satu komoditas yang banyak
          dibudidayakan  masyarakat.  Berbagai  jenis  cabai
          kini telah dihasilkan dari hasil pemuliaan tanaman.
          IPB  University kembali  memperkenalkan  inovasi
          unggul cabai. Apa saja?



           Mirip Jambu Air,



           Cabai Palurah



           Rasanya Super Pedas






                       abai  menjadi   jenis   Di balik penampilannya yang eksotik,   Ada yang sudah terdaftar, baru       “Di Toraja, Sulawesi Selatan, cabai
                       penyedap    masakan     cabai Palurah menyimpan tingkat      varietas  lokal seperti Katokkon  dari   seperti ini sudah digunakan untuk
                       karena       rasanya    kepedasan  ekstrim dan potensi       Sulawesi Selatan. “Cabai Palurah ini   konsumsi segar dan olahan. Namun,
                       yang   pedas.   Bagi    biofarmaka yang luar biasa.          merupakan hasil perakitan khusus     dengan adanya cabai Palurah yang
                       penikmat cabai dan        “Cabai ini kami beri nama ‘Palurah   untuk memenuhi kebutuhan super     dirakit khusus, harapannya bisa
          Cpetani, IPB University              IPB’,” ungkap Prof Syukur. Cabai     pedas dan telah kami daftarkan       memenuhi kebutuhan nasional, baik
           mengadirkan cabai super pedas       Palurah memiliki tingkat kepedasan   untuk  dilepas  secara  nasional,”   untuk konsumsi maupun bahan
           bernama ‘Cabai Palurah IPB’. Inovasi   500 kali lebih pedas dari cabai besar   katanya.                       biofarmaka,” tambah Prof Syukur.
           ini merupakan hasil pengembangan    biasa,  bahkan  lima kali  lebih  pedas   Tak hanya menjadi bumbu dapur,    Dengan     rasa  pedas    yang
           Guru Besar Fakultas Pertanian IPB   dari  cabai  rawit  terpedas yang ada   cabai ini juga menjanjikan  manfaat   sangat  kuat,  penggunaannya
           University, Prof Muhammad Syukur,   saat ini.                            lain di bidang kesehatan dan industri   dalam masakan juga menjadi jauh
           bersama tim peneliti.                 Prof Syukur mengatakan, hingga     biofarmaka. Cabai Palurah IPB juga   lebih efisien. “Cukup sedikit saja,
              Berbeda   dari   cabai   pada    saat ini belum ada varietas nasional   berpotensi sebagai  bahan  baku    sudah memberikan sensasi pedas
           umumnya, cabai ini tampil dengan    cabai super pedas yang dilepas secara   produk seperti koyo cabai yang    maksimal,” katanya seperti dikutip
           bentuk unik menyerupai jambu air.   resmi oleh Kementerian Pertanian.    selama ini masih banyak diimpor.     dari dikanal YouTube IPB TV.  Yul
           Neno TAVI,




           si Keriting Tahan Virus





                   erangan penyakit keriting   Syukur  adalah   virus  ini  tidak
                   kuning   akibat   Bego­    ada   obatnya    dan   sulit  sekali
                   movirus selama ini menjadi   mengendalikannya. Karena itu, untuk
                   musuh bagi petani cabai di   mengatasi virus keriting kuning,
         SIndonesia. Meskipun tidak           petani sering kali terpaksa mencabut
          menyebabkan kematian  tanaman,      tanaman, sehingga berujung pada
          penyakit ini dapat menurunkan       kerugian  besar.    “Alternatif  utama
          produktivitas  secara  drastis  dan   untuk budi daya cabai adalah merakit
          berdampak     pada    pendapatan    varietas yang tahan virus agar meng­
          petani. Kini hadir cabai keriting yang   untungkan petani. Jadi memang kita
          tahan terhadap penyakit keriting    kembangkan untuk petani,” ujarnya.
          kuning.                                Pengembangan  varietas  Neno
             Guru Besar Fakultas Pertanian    TAVI diprioritaskan pada cabai keriting
          IPB   University,  Prof  Muhamad    karena    tingkat  penggunaannya
          Syukur, berhasil  mengembangkan     cukup  luas, terutama di wilayah
          varietas cabai keriting tahan virus   Sumatera dan Jawa. Cabai keriting
          bernama  Neno TAVI.  Varietas       juga menjadi jenis cabai kedua paling   konsumen  tidak  berkurang  sama     Untuk  tahap  awal,  benih  Neno
          ini dirakit sebagai solusi jangka   banyak digunakan setelah cabai rawit   sekali. Jadi memang arahnya, selain   TAVI   sudah   mulai   diseminasi
          panjang menghadapi virus yang       merah di Indonesia.                  membantu  petani,  juga   memenuhi   kepada petani yang ingin mencoba
          selama ini sulit dikendalikan.         Namun demikian, Prof Syukur       kebutuhan    konsumen,”    katanya   membudidayakan. Namun, proses
             “Di Indonesia penyakit utama     mengatakan, varietas baru ini tetap   seperti dikutip dari laman IPB.ac.id.   komersialisasi dalam skala luas
          tanaman cabai  adalah  keriting     mempertahankan karakteristik yang       Selain  menjadi    solusi  agro­  masih menunggu proses perizinan
          kuning yang disebut dengan          diinginkan konsumen. Misalnya, rasa   nomis,  Prof.  Syukur  mengungkap­  resmi seperti surat keputusan (SK)
             Begomavirus. Nah ini menjadi     pedas yang kuat, ukuran buah yang    kan, varietas  Neno TAVI  juga  dinilai   pelepasan atau pendaftaran varietas
          masalah di lahan petani. Kenapa?    optimal, dan produktivitas tinggi. Hal   strategis dalam membantu stabilisasi   untuk komersialisasi.
          Karena tanamannya tidak mati,       ini menunjukkan bahwa ketahanan      harga dan pasokan cabai nasional,       Kehadiran  varietas  Neno TAVI
          sehingga  petani harus menge­       terhadap virus tidak mengorbankan    terutama   saat  musim    paceklik.  diharapkan     menjadi    tonggak
          luarkan biaya untuk memelihara,     kualitas cabai.                      Karena itu ia berharap kehadiran     penting   dalam   upaya   menuju
          tapi tanaman tidak menghasilkan,”      “Rasa pedasnya tetap tinggi.      varietas ini dapat men dukung upaya   kemandirian, sekaligus mendorong
          katanya.                            Ukurannya juga optimal, produk­      pemerintah dalam mengen dalikan      peningkatan kesejahteraan petani
             Masalahnya lagi lanjut Prof.     tivitasnya  tinggi dan preferensi    inflasi sektor pangan.               cabai di Indonesia.  Yul
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18