Page 14 - Sinar Tani Edisi 4098
P. 14
14 Edisi 13 - 19 Agustus 2025 | No. 4098 Tahun LV KEBUN
Kopi: Manis di Hilir,
Pahit di Hulu
Di tengah aroma harum kopi yang kian memikat
dunia, Indonesia justru menghadapi kenyataan
pahit. Produktivitas kopi nasional masih tertinggal
jauh dari negara pesaing. Perbenihan kopi
menunggu uluran tangan pemerintah.
i tengah manisnya di sektor hulu yang tidak berubah
bisnis kopi di hilir, dalam waktu lama. Produktivitas
ternyata di bagian rendah, investasi minim karena
hulu, dunia perkopian sifatnya jangka panjang, harga jual
Indonesia justru terasa fluktuatif, dan teknologi belum
Dpahit. Indonesia boleh banyak diterapkan,” kata Surip.
bangga dikenal sebagai salah satu Bagi, kuncinya sederhana namun
raksasa kopi dunia. Bahkan empat krusial yaitu benih kopi berkualitas.
spesies kopi utama tumbuh di negeri Tanpa benih unggul, peremajaan
ini, yakni Robusta yang mendominasi, tanaman tak akan maksimal,
disusul Arabika, Liberika, dan Excelsa. produktivitas akan tetap rendah, dan
Berdasarkan data, Arabika hanya ketergantungan impor bisa menjadi
berkontribusi sekitar 28 persen, ancaman nyata.
sementara sisanya didominasi tiga Ironisnya, sektor hilir justru
spesies lainnya. Luas total areal menunjukkan perkembangan meng
perkebunan mencapai 1,2 juta ha gembirakan. Konsumsi domestik
dengan produksi sekitar 756 ribu meningkat pesat, investasi di industri jangkung meliputi AB3, S795, Gayo 1, dalam bentuk bibit siap tanam dari
ton per tahun. Meski secara volume pengolahan dan ritel kopi terus dan Gayo 2. Varietas Komasti banyak penangkar resmi. Jalur lain datang
terbilang besar, produktivitas rata mengalir, dan teknologi pengolahan diminati karena kemampuannya dari bantuan perusahaan atau lem
rata hanya mencapai 793 kg/ha, jauh berkembang pesat. Kopi bahkan beradaptasi di tanah kurang subur baga swadaya masyarakat (LSM),
di bawah negara pesaing. telah menjadi bagian dari gaya hidup dengan naungan lebat. yang seringkali disertai pelatihan dan
“Kalau dihitung, kita hanya meng masyarakat urban. Untuk Robusta, tersedia varietas pendampingan teknis. Dalam skema
hasilkan 13,2 bag (karung) per ha. Namun, Surip mengingatkan hasil perbanyakan vegetatif seperti ini, petani dilibatkan dalam proses
Padahal Brasil bisa mencapai 29 bahwa hilir sepenuhnya bergantung BP 436, BP 409, BP 534, serta hasil pro duksi benih melalui kelompok
bag, Vietnam 45 bag, dan Kolombia pada pasokan dari sektor hulu. perbanyakan biji seperti Hibiro 1, tani.
18 bag,” kata Peneliti Ahli Dewan “Kalau pasokan kopi dalam negeri Hibiro 2, dan Hibiro 3. Sementara
Kopi Indonesia, Surip Mawardi saat terganggu, ujungujungnya impor. itu, Liberika unggul dikenal sebagai Model Partisipatif
webinar Benih Unggul, Masa Depan Itu yang harus kita hindari,” tegasnya. Libtungkom (Liberika Tungkal Kom Model partisipatif ini terbukti
Pertanian Indonesia yang diseleng posit), dan Excelsa juga memiliki memberi manfaat. Perusahaan
gara kan Tabloid Sinar Tani, Senin (4/8). Ketersediaan Benih Unggul varietas tersertifikasi. atau LSM menyediakan benih
Posisi Indonesia memang masih Surip menekankan, salah satu Di tingkat petani, penyediaan sumber yang telah tersertifikasi,
bertahan di peringkat keempat langkah paling strategis untuk benih kopi berasal dari beberapa jalur. peralatan pendukung, dan pen dam
produsen kopi dunia, di bawah Brasil, mengangkat produktivitas adalah Sebagian petani mengusahakannya pingan. Kelompok tani bertugas
Vietnam, dan Kolombia. Namun, memastikan ketersediaan benih kopi secara swadaya, ada yang meng menyediakan lahan, bahan lokal
capaian ini tidak diiringi lonjakan unggul. Benih bermutu memiliki gunakan benih bersertifikat, namun seperti pasir halus atau bambu,
signifikan. Selama 20 tahun terakhir, kualitas genetik teruji, kemurnian banyak pula yang menanam benih tenaga kerja, dan pengamanan.
laju pertumbuhan produksi hanya 0,9 tinggi, daya adaptasi jelas, asalasalan, bahkan bibit cabutan Keuntungannya tidak hanya pada
persen per tahun. Ekspor meningkat pertumbuhan yang vigor (kokoh dan yang dikenal dengan istilah bekih hasil bibit yang siap salur, tetapi juga
tipis sekitar 2 persen, sementara sehat), bebas hama dan penyakit, lata-lata. Kondisi ini umumnya pada proses pembelajaran bagi
impor justru naik karena permintaan serta memenuhi standar regulasi. dipenga ruhi keterbatasan modal dan petani. Mereka mendapat edukasi,
kopi dalam negeri terus tumbuh. Untuk Arabika, varietas unggul pengetahuan. menumbuhkan rasa memiliki, me
Luas area perkebunan pun terbagi menjadi dua tipe. Tipe pendek Selain itu, ada benih yang berasal les tarikan gotong royong, sekali
stagnan, begitu pula produk tivitas seperti Sigara Utang, Andungsari 1, dari bantuan pemerintah, baik gus memastikan keberlanjutan
nya. “Ini menunjukkan ada masalah Gayo 3, dan Komasti. Sementara tipe pusat maupun daerah, biasanya pasokan benih bermutu. Meski
demi kian, tantangan tetap ada. Tidak
mudah membangun komitmen
kerja kelompok. Konflik internal
dan rendahnya partisipasi sebagian
anggota kerap menghambat kelan
caran program.
Program Desa Mandiri Benih
menjadi salah satu langkah strategis
yang diyakini mampu memperkuat
sektor hulu kopi nasional. Dengan
melibatkan petani sebagai
produsen benih, distribusi bibit
unggul menjadi lebih dekat, cepat,
dan berkelanjutan.
“Kalau benih unggul tersedia di
tingkat petani, produktivitas akan
naik, sektor hulu menjadi kuat,
dan sektor hilir tak perlu khawatir
kekurangan pasokan. Ini soal pondasi.
Kalau pondasinya kokoh, bangunan
industri kopi kita juga akan kokoh,”
kata Surip. Herman/Yul