Page 6 - Sinar Tani Edisi 4098
P. 6

6                       Edisi 13 - 19 Agustus 2025  |  No. 4098  Tahun LV



          Hilirisasi Perkebunan,


          Buka Peluang





          Pasar Benih





          Unggul










          Program hilirisasi perkebunan dan
          peningkatan produktivitas 2025–2027
          secara teori akan memicu lonjakan
          permintaan benih unggul. Produsen
          ditantang memenuhi kebutuhan
          ratusan ribu hektar lahan baru di
          seluruh Indonesia.


                   ementerian     Pertanian
                   lewat          Direktorat
                   Jenderal     Perkebunan
                   tengah       menyiapkan
                   dua  program  strategis
       Kberskala nasional yakni,
          Program Hilirisasi Perkebunan dan
          Peningkatan   Produktivitas   dan   ha pada 2026, dan mencatat rekor        Kakao pun tak kalah ambisius,     dijalankan. Sektor-sektor dengan
          Produksi  Perkebunan.   Keduanya    381.800 ha di 2027.                  dengan sasaran perluasan 187.500 ha.   jumlah produsen yang minim akan
          bukan sekadar rencana di atas          Begitu juga dengan komoditas      Komoditas jambu  mete  diarahkan     menghadapi     risiko  kekurangan
          kertas, melainkan langkah konkret   jambu mete yang pada 2025 hanya      untuk tumbuh di lahan seluas         pasokan benih, yang pada gilirannya
          yang akan mengubah peta produksi    direncanakan bertambah 1.800 ha,     100.000 ha, disusul lada yang akan   bisa menghambat realisasi target
          komoditas perkebunan Indonesia      akan  berkembang  pesat  menjadi     ditingkatkan menjadi 6.000 ha, serta   pengembangan lahan.
          mulai 2025 hingga 2027.             82.031 ha pada 2026, meski kembali   pala yang direncanakan mencapai         Meski peluang pasar tampak
            Program hilirisasi yang  mulai    menurun menjadi 16.169 ha setahun    44.000 ha.                           menggiurkan, Hendra  H. Sipayung
          digulirkan  pada     2025    akan   sesudahnya.                             Dengan      kombinasi    antara   dari     Direktorat    Perbenihan
          menyasar    berbagai   komoditas       Lada dan pala juga mendapat       program hilirisasi  yang membuka     Perkebunan mengingatkan, masalah
          strategis   perkebunan.     Skala   porsi perhatian, meski dengan skala   ratusan  ribu  ha  lahan baru  dan   klasik di sektor ini belum terpecahkan.
          pengembangannya terbilang luar      berbeda. Lada akan diperluas dari    program peningkatan produktivitas    Peredaran benih ilegitim, yang kerap
          biasa dan diproyeksikan memicu      hanya 200 ha pada 2025 menjadi       yang memperluas area tanaman         merugikan petani dan menurunkan
          lonjakan permintaan benih unggul    3.438 ha di 2026, lalu 8.362 ha      produktif,  Hendra    mengatakan,    kepercayaan pasar, masih marak.
          dalam jumlah yang belum pernah      pada 2027. Sementara pala akan       lonjakan kebutuhan benih unggul         Ironisnya, fenomena ini justru
          terjadi sebelumnya.                 berkembang dari 7.000 ha pada        tampak tak terelakkan. Permintaan    difasilitasi oleh platform marketplace
            “Pengembangan             lahan   2025, menjadi 14.800 ha di 2026, dan   diprediksi melonjak berlipat-lipat,   daring yang seharusnya menjadi
          perkebunan  yang luas otomatis      mencapai 66.200 ha pada 2027.        menciptakan tantangan besar bagi     saluran distribusi modern. Di sisi lain,
          akan  membutuhkan pasokan  benih       “Setiap  ha  lahan  baru  yang    para produsen untuk memastikan       kebun sumber benih yang dibangun
          berkualitas dalam jumlah besar.     digarap berarti ribuan bibit harus   ketersediaan bibit yang tepat waktu,   khusus  masih  sangat   terbatas.
          Ini peluang sekaligus tantangan     siap disalurkan. Jika seluruh target   berkualitas,  dan  sesuai  standar  “Sebagian besar produsen masih
          bagi produsen,” tegas Hendra H.     ini dijumlahkan, maka setara dengan   sertifikasi.                        mengandalkan     kebun    produksi
          Sipayung dari Direktorat Perbenihan   jutaan bibit yang harus tersedia                                        biasa untuk memenuhi kebutuhan
          Perkebunan,   Direktirat  Jenderal  tepat   waktu,   dengan    kualitas     Peta Produsen Benih               benih, yang tentu saja berdampak
          Perkebunan saat webinar Benih       yang   terjamin,  dan   seluruhnya      Saat ini, Indonesia memiliki 2.838   pada kualitas dan konsistensi hasil,”
          Unggul   Masa   Depan   Pertanian   bersertifikat resmi,” tutur Hendra.  produsen benih perkebunan, tapi      tuturnya.
          Indonesia  yang   diselenggarakan      Bersamaan    dengan    program    mayoritas berstatus UMKM. Dari peta     Pasar benih perkebunan pun
          Tabloid Sinar Tani, Senin (4/8).    hilirisasi,   pemerintah      juga   sebaran produsen per komoditas       hingga kini masih sangat bergantung
            Untuk komoditas tebu,  misalnya,   menyiapkan  langkah besar  lain     menurut Hendra, memperlihatkan       pada proyek pemerintah. Penyerapan
          pemerintah         merencanakan     berupa     program    peningkatan    adanya ketimpangan kapasitas yang    di luar program nasional belum
          perluasan lahan seluas 100.453 hektar   produktivitas  dan    produksi   cukup mencolok.                      berkembang secara optimal. Kondisi
          (ha) pada 2025, kemudian melonjak   perkebunan. Selama periode 2025         Kelapa sawit menempati posisi     ini menciptakan risiko stagnasi
          menjadi 239.547 ha pada 2026,       hingga 2027, program ini akan        teratas dengan 397 produsen, disusul   setelah proyek selesai, karena tanpa
          sebelum sedikit  menurun menjadi    digelontorkan dana sebesar Rp 9,95   kelapa dalam sebanyak 44, kelapa     pasar alternatif yang kuat, banyak
          160.000 ha pada 2027. Komoditas     triliun. Alokasinya Rp2,95 triliun pada   genjah 18, kopi arabika 24, kopi   produsen  bisa  kehilangan saluran
          kelapa  juga  menunjukkan    tren   2025, meningkat  menjadi Rp5,83      robusta 23, kakao 24, dan karet 17.   penjualan utamanya.
          serupa, dimulai dari 1.975 ha pada   triliun pada 2026, dan kembali turun   Komoditas lain seperti jambu mete    Untuk memastikan suplai benih
          2025, meroket menjadi 186.518 ha    menjadi Rp1,53 triliun pada 2027.    hanya memiliki 6 produsen, pinang    unggul tidak menjadi titik lemah
          setahun kemudian, dan mencapai         Fokusnya adalah memperluas        10, lada 9, pala 16, dan cengkeh 16.   di  tengah  percepatan   hilirisasi
          311.507 ha pada 2027.               areal tanaman produktif di berbagai   Sementara tebu tercatat memiliki    dan    peningkatan    produktivitas
            Kopi tak kalah ambisius, dengan   komoditas strategis. Dari beberapa   23 produsen dan vanili hanya 5       perkebunan,    Ditjen  Perkebunan
          target pengembangan 13.500 ha di    komoditas,  kelapa  menjadi  salah   produsen.                            menyiapkan serangkaian strategi
          tahun pertama, meningkat drastis    satu yang mendapat porsi terbesar,      Ketimpangan     ini  membawa      percepatan yang menyentuh hulu
          menjadi 149.371 ha di tahun kedua,   dengan     target    penambahan     pesan yang jelas. Ada komoditas yang   hingga hilir. Dari mulai penguatan
          lalu 37.129 ha pada tahun ketiga.   luas  hingga   184.000   ha.  Tebu   cukup siap menghadapi gelombang      sumberdaya     genetik,  kemudian
          Untuk    kakao,   pengembangan      direncanakan bertambah 140.000       permintaan besar, tetapi ada pula    penerapan sistem waralaba kebun
          dimulai dari 4.266 ha pada 2025,    ha,  sementara  kopi  ditargetkan    sektor  yang  berpotensi  kelabakan   sumber   benih   dan   penguatan
          lalu melonjak tajam menjadi 113.934   berkembang menjadi 150.000 ha.     ketika proyek berskala nasional mulai   kelembagaan perbenihan. Gsh/Yul
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11