Page 7 - Sinar Tani Edisi 4098
P. 7
7
Edisi 13 - 19 Agustus 2025 | No. 4098 Tahun LV
Pemanfaatan mikroorganisme. lingkungan hujan
Curah
ekstrem memicu erosi, pencucian
hara, dan degradasi lahan.
”Perubahan
juga
Benih Unggul membuat hama dan penyakit
berevolusi lebih cepat, dengan ragam
biotipe yang semakin beragam.
Dampaknya nyata: tanaman stres,
fotosintesis menurun, dan hasil
panen bisa anjlok drastis,” ujarnya.
Belum Optimal Sistem Perbenihan Berkelanjutan
Sebagai solusi, Sri Gunawan
mendorong
sistem
perbenihan
nasional yang berkelanjutan. Ini
meliputi penyelamatan sumber daya
genetik, khususnya varietas lokal
dan varietas unggul lama, melalui
Di tengah ancaman perubahan iklim, degradasi lahan, dan lonjakan populasi, penguatan kelembagaan daerah,
benih unggul menjadi penentu arah masa depan pertanian. Sayangnya pembangunan bank gen biji dan
lapang, serta pemanfaatan genetik
pemanfaatan di lapangan belum optimal. Mirisnya lagi, benih ilegal yang secara optimal.
perakit
praktisi
Penguatan
dipasarkan melalui marketplace makin membuat masalah di petani. varietas di tingkat masyarakat juga
penting, melalui pelatihan koleksi,
karakterisasi, evaluasi, persilangan,
hingga pemuliaan partisipatif yang
melibatkan petani dalam proses
pemilihan induk dan galur harapan.
Terkait pendampingan kepada
kelompok penangkar benih, kata
Sri Gunawan, harus dilakukan
secara intensif agar mereka mampu
berkembang menjadi produsen
benih bersertifikat. Karenanya perlu
adanya pelatihan teknis, demonstrasi
lapangan, dan penjaminan kualitas
benih itu wajib. ”Kalau penangkar
kita kuat, sistem benih nasional
otomatis lebih mandiri,” ujarnya.
Dari sisi kelembagaan, produsen
benih memegang peran penting
mulai dari memproduksi Breeder
Seed hingga benih siap tanam.
Unit Pelaksana Teknis di tingkat
pusat bersama pemilik varietas
bertanggung jawab memproduksi
benih sumber kelas BD dan BP,
sementara balai benih provinsi dan
P adahal menurut Direktur kecil terhadap benih berkualitas teknologi saja tidak cukup. Kita punya peran vital, terutama untuk
kabupaten
kelas
memproduksi
BR. Produsen benih swasta pun
“Teknologi ini luar biasa, tapi
sangat terbatas. Akibatnya, banyak
Komunitas
komoditas seperti palawija yang
Akademi
butuh kerja sama semua pihak,
petani yang terpaksa menggunakan
Perkebunan Yogyakarta
daya simpan benihnya terbatas dan
memerlukan distribusi cepat.
benih seadanya. Bahkan, benih
mulai
sekaligus
Dosen
perguruan
dari
tinggi,
INSTIPER
benih,
Dalam
distribusi
Sri
Yogyakarta,
ditemukan di pasaran. Contohnya
agrotech. Tanpa sinergi, sistem
Gunawan,
Dr.
Sri
perbenihan kita tidak akan bisa
benih Sistem JABAL (Jalinan Arus
SP., MP., IPU., menyebut benih ilegal dan palsu mudah sekali pemerintah, swasta, sampai startup Gunawan menilai pola penyaluran
benih kelapa sawit palsu yang
unggul sebagai fondasi pertanian marak dijual di marketplace dan mandiri,” katanya. Benih Antar Lapang) lebih efektif.
berkelanjutan yang tak tergantikan. banyak petani yang membeli. Dalam ekosistem pertanian Beberapa kelebihannya, produksi-
“Kalau kita bicara pertanian, Ia juga menyoroti lemahnya berbasis benih unggul, target distribusi benih langsung dari
ujung-ujungnya semua kembali regulasi dan pengawasan mutu akhirnya adalah keuntungan satu lokasi tanam ke lokasi tanam
ke benih. Kualitasnya menentukan benih. Akibatnya, beberapa varietas yang berkelanjutan bagi petani. lain atau lokasi produksi ke lokasi
produktivitas, efisiensi biaya, lokal pangan dan sayuran mulai “Produktivitas harus tinggi, biaya tanam pada musim berikutnya.
hingga ketahanan pangan. Tanpa menghilang dari masyarakat. produksi harus efisien. Untuk itu, Selain itu, dapat menjaga kualitas
benih yang baik, sehebat apa pun Padahal, menurutnya, varietas lokal semua faktor mulai dari iklim, tanah, benih, karena dapat menghindari
teknologi yang kita punya, hasilnya mempunyai nilai adaptasi tinggi tanaman, hingga sarana produksi penyimpanan yang lama, kualitas
tetap akan terbatas,” ujarnya. terhadap lingkungan setempat. harus kita kendalikan. Tapi yang benih terjaga lebih baik.
Saat webinar Benih Unggul, ”Kalau hilang, kita kehilangan paling krusial tetap benihnya,” Dengan sistem Jabal, dapat
Masa Depan Pertanian Indonesia kekayaan genetik yang sebetulnya jelasnya. meningkatkan ketersediaan
yang diselenggarakan Tabloid bisa menjadi kekuatan dalam Untuk mendapatkan benih benih, mengurangi biaya karena
Sinar Tani di Jakarta, Senin (4/8), menghadapi perubahan iklim,” unggul, Sri Gunawan mengingatkan, penyimpanan dan transportasi lebih
Sri Gunawan menilai, benih unggul ujarnya. setiap tahap budidaya, mulai dari murah. “Petani juga akan mudah
bukan hanya penentu panen yang Untuk menjawab tantangan persiapan lahan, pembibitan, mengakses benih unggul, karena
melimpah, tetapi juga menjadi tersebut, Sri Gunawan menilai inovasi penanaman, pemeliharaan, hingga lokasi dan biaya mudah terjangkau,”
kunci adaptasi petani menghadapi menjadi kata kunci. Pemuliaan panen, harus diperhatikan dengan katanya.
cuaca ekstrem, krisis pangan, dan konvensional seperti hibridisasi, saksama. “Kalau salah di benih, Meski tantangan berat menanti,
serangan hama penyakit yang kian seleksi massal, dan pemuliaan efeknya bisa panjang. Dampaknya Dr. Sri Gunawan optimistis
bervariasi. Namun, di lapangan kembali tetap relevan. Namun, tidak hanya satu musim tanam, tapi kemandirian benih nasional dapat
masih ada persoalan yang membuat teknik pemuliaan modern seperti bisa bertahun-tahun,” katanya. tercapai. “Kuncinya ada di tiga
pemanfaatan benih unggul belum rekayasa genetik, penggunaan Apalagi kini perubahan iklim hal: kelembagaan yang sehat dan
optimal. bio-benih dengan mikroorganisme menambah tantangan baru dalam mandiri, SDM yang kompeten,
Misalnya, jumlah penangkar yang meningkatkan vigor dan memproduksi benih. Perubahan dan inovasi teknologi yang terus
benih lokal yang memiliki sumber ketahanan terhadap kekeringan iklim menyebabkan, peningkatan berkembang. Dari benih unggul,
daya manusia kompeten masih maupun hama, serta metode suhu mempercepat dekomposisi tumbuh harapan masa depan
terbatas. Distribusi benih unggul Marker Assisted Selection yang bahan organik, memicu kekeringan, pertanian berkelanjutan. Itu yang
belum merata, terutama di wilayah mempercepat pemuliaan varietas mempercepat pengerasan tanah, harus kita jaga,” pungkasnya.
terpencil, sehingga akses petani unggul, perlu terus dikembangkan. dan menghambat aktivitas Herman/Yul