Page 104 - Buku 9
P. 104

Warga desa yang mampu umumnya menyediakan air bersih
            dengan membuat sumur sendiri. Sementara desa-desa yang
            kesulitan air, atau warga yang kurang mampu, mengalami
            keterbatasan dalam memanfaatkan  air bersih. Meskipun
            demikian tetap  ada  banyak desa  yang  memiliki sumber
            mata air sebagai sumberdaya milik bersama, yang bisa di-
            manfaatkan untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat.
            Kondisi  ini yang mendorong prakarsa  masyarakat  untuk
            menyediakan air bersih secara mandiri dengan memanfaat-
            kan sumber air yang tersedia dan menggunakan teknologi
            tepat guna. Inilah yang disebut sebagai kepentingan mas-
            yarakat setempat.
               Karena kedudukan, bentuk dan sifat desa berbeda den-
            gan pemerintah daerah, maka kewenangan ”mengatur dan
            mengurus”  yang dimiliki desa  sangat  berbeda  dengan  ke-
            wenangan  pemerintah daerah. UU  No. 6/2014  memang
            tidak memuat norma  yang tersurat tentang  prinsip dan
            ketentuan  tentang kewenangan desa. Namun di balik je-
            nis-jenis kewenangan yang tersurat, ada makna dan nalar
            yang dapat dipahami. Berbeda dengan kewenangan pemer-
            intah, ada beberapa prinsip penting yang terkandung dalam
            kewenangan desa:

            1.  Baik kewenangan asal usul maupun kewenangan lokal
                bukanlah kewenangan yang diserahkan oleh pemerin-
                tah, bukan juga merupakan sisa (residu) yang dilimpah-
                kan oleh pemerintah kabupaten/kota sebagaimana per-
                nah diatur dalam UU No. 32/2004 dan PP No. 72/2005.
                Sesuai dengan asas rekognisi dan subsidiaritas, kedua



            IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA                          103
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109