Page 110 - Buku 9
P. 110

g.  pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat
                Desa Adat berdasarkan  hukum adat yang berlaku di
                Desa Adat; dan
            h.  pengembangan  kehidupan  hukum adat  sesuai  dengan
                kondisi sosial budaya masyarakat Desa Adat.

               Susunan  asli  merupakan kewenangan  asal-usul  yang
            terkait dengan nomenklatur dan institusi atau organisa-
            si desa. Sebutan lokal untuk desa (seperi pakraman, gam-
            pong, banua, nagari,  lembang, kampung), sebutan  untuk
            musyawarah (Kerapatan di Sumbar, Kombongan di Toraja,
            Paruman di Bali, Gawe Rapagh di Lombok, Ssaniri di Ma-
            luku  maupun beragam sebutan untuk perangkat desa (ke-
            wang, pecalang, jogoboyo, kebayan, carik, dan sebagainya)
            tidak hanya bermakna nomenklatur, melainkan mengand-
            ung pengetahuan, nilai dan jati diri masyarakat desa. Orang
            Lombok tidak begitu memahami musrenbang, tetapi mer-
            eka langsung paham jika disebut dengan gawe rapah. De-
            mikian juga, sebutan asli perangkat (kebayan, kepetengan,
            jogoboyo) di Jawa jauh lebih jelas dipahami dan operasional
            ketimbang sebutan kaur atau kasi.
               Tanah desa merupakan hak asal-usul desa yang paling
            vital, sebab  tanah merupakan aset  (kekayaan) yang  men-
            jadi sumber penghidupan dan kehidupan bagi desa dan
            masyarakat. Negara memberikan pengakuan dan penghor-
            matan (rekognisi) terhadap hak asal-usul desa. Negara tidak
            boleh melakukan campur tangan atau mengambil alih terh-
            adap hak asal-usul desa, tetapi dapat melakukan pembinaan
            atas pengaturan dan pengelolaan hak usul serta memberi-


            IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA                          109
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115