Page 113 - Buku 9
P. 113

Dalam ranah kewenangan asal-usul, konservasi dan re-
           vitalisasi kearifan lokal yang dilakukan desa, merupakan
           contoh yang paling terkemuka. Kearifan lokal mengandung
           pranata lokal atau sistem norma yang mengejawantahkan
           nilai-nilai,  asas, struktur,  kelembagaan, mekanisme, dan
           religi  yang tumbuh, berkembang, dan dianut masyarakat
           lokal, dalam fungsinya sebagai instrument untuk menjaga
           keteraturan interaksi  antar  warga masyarakat  (social or-
           der), keteraturan hubungan dengan sang pencipta dan roh-
           roh yang dipercaya memiliki kekuatan supranatural (spiri-
           tual order), dan menjaga keteraturan perilaku masyarakat
           dengan  alam lingkungan atau  ecological order (Rachmad
           Syafa’at, Saafroedin Bahar, I Nyoman Nurjaya, 2008).

              Di Bali kita mengenal konsep Tri Hita Karana yang mun-
           cul dari prakarsa adat pada tahun 1966. Konsep kosmologi
           Tri  Hita Karana merupakan  falsafah hidup  tangguh. Fal-
           safah tersebut  memiliki konsep  yang dapat  melestarikan
           keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantam-
           an globalisasi. Hakikat Ttri Hita Karana mencakup hubun-
           gan  sesama manusia (pawongan), hubungan  manusia
           dengan alam dan lingkungan (palemahan), dan hubungan
           manusia dengan Tuhan (parahyangan). Setiap hubungan
           memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek seke-
           lilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras
           antara satu  dan  lainnya. Apabila  keseimbangan  tercapai,
           manusia akan hidup dengan menghindari segala tindakan
           buruk. Kehidupan akan seimbang, tenteram, dan damai.






           112                                         REGULASI BARU,DESA BARU
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118