Page 159 - Buku 9
P. 159

up dibentuk oleh pemerintah desa, tetapi dibentuk melalui
           musyawarah desa  yang melibatkan berbagai komponan
           masyarakat.  Secara organisasional musyawarah desa juga
           dilembagakan sebagai institusi tertinggi dalam BUMDesa,
           seperti  halnya rapat anggota dalam koperasi.    Keempat,
           pengelolaan BUMDesa bersifat demokratis dan teknokratis.
           Dimensi teknokrasi terlihat dalam bentuk pembagian ker-
           ja yang jelas,  dimensi demokrasi tidak hanya terlihat pada
           komponen musyawarah desa (institusi demokrasi delibera-
           tif) tetapi juga ditunjukkan pada komponen akuntabilitas.
           Pemisahan organisasi maupun  aset  BUMDes  dari pemer-
           intah desa  merupakan komponen  penting  untuk menjaga
           akuntabilitas BUMDes.

              Ada optimisme tetapi juga ada skeptisisme dalam men-
           yambut kehadiran BUMDes. Pandangan yang skeptis sung-
           guh risau melihat BUMDes. Kerisauan utama yang menge-
           muka adalah ketidakjelasan status hukum (legal standing)
           BUMDes.  Ketika  BUMDes  tidak memiliki legal  standing
           yang jelas, maka usaha desa ini tidak bisa menjadi subyek
           yang  melakukan perbuatan hukum (misalnya meminjam
           uang  di bank maupun  kerjasama bisnis) untuk mengaku-
           mulasi modal. Menurut pandangan ini, jika tidak berstatus
           hukum, maka BUMDes selamanya akan kerdil dan hanya
           bergerak di ranah lokal desa.
              Pada waktu pembahasan RUU Desa ada harapan besar
           untuk menjawab kerisauan hukum itu. Ada harapan begitu
           BUMDesa lahir, ia berbadan hukum seperti koperasi. Na-
           mun UU Desa tidak berhasil menjawab harapan ini. UU



           158                                         REGULASI BARU,DESA BARU
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164