Page 162 - Buku 9
P. 162
ect di 13 desa, sejumlah 12 desa diantaranya gagal total,
sedangkan 1 postama di Desa Bonto Biraeng membuahkan
keberhasilan dan keberlanjutan. Ada empat faktor penting
yang menyebabkannya. Pertama, postama bekerja dalam
ranah politik inklusif yang mampu menembus batas-batas
politik parokhial. Kepala desa membentuk dan mengon-
trol postama secara inklusif, mengabaikan ikatan parokhial
yang ia yakini bisa merusak postama. Kedua, kepemimpinan
yang kuat dari kepala desa dan pengurus postama. Ketiga,
kapasitas manajerial internal postama yang baik. Keempat,
kemampuan postama Biraeng membangun jaringan keluar
yang lebih luas, termasuk dukungan dari Dana Bank Syari-
ah.
Jika BUMDes LKM belum tumbuh menggembirakan,
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali merupakan yang
terbaik di sistem LDKP di Indonesia, walaupun terdapat
kompetisi yang kuat di tingkat lokal dari banyaknya lem-
baga formal dan informal. LPD dipandang sebagai entitas
yang menguntungkan, di mana bergantung pada tabun-
gan dan deposito sebagai sumber pendanaan. LPD didiri-
kan oleh Gubernur Ida Bagus Mantra pada tahun 1985, se-
bagai lembaga keuangan pedesaan berbasis desa adat, yang
memiliki peran ekonomi dan sosial di komunitas tersebut.
Modal awalnya merupakan hibah dari Gubernur sebesar Rp
2,5 juta pada setiap LPD. Keanggotaan berdasarkan “Ban-
jar” dan desa pakraman, merupakan unit terpenting dari
organisasi sosial di masyarakat Bali. Solidaritas sosial yang
mengakar ini merupakan syarat penting keberhasilan dari
sistem LPD.
IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA 161

