Page 67 - Buku 9
P. 67

sar kasus korupsi itu karena maladministrasi. Menurut dua
           institusi ini, maladministrasi keuangan desa terjadi karena
           kurangnya kemampuan administratif pemerintah desa, dan
           tentu hal ini bersumber dari kurangnya fasilitasi dan super-
           visi yang dilakukan pemerintah kabupaten.

              Di balik  kisah  buruk  itu, pengetahuan  dan kesadaran
           publik warga desa terhadap ADD semakin meningkat. Se-
           bagian besar warga desa mengetahui  ADD.  Kebiasaan
           musrenbang desa yang partisipatif selama beberapa tahun
           terakhir membuat warga desa semakin mengetahui secara
           transparan berapa  jumlah  ADD  yang  diterima  desa  dan
           penggunaan dana itu. Sebagian besar ADD digunakan un-
           tuk membangun prasana fisik desa, dan bagian lainnya di-
           gunakan untuk membiayai banyak hal: kegiatan posyandu
           untuk melayani ibu hamil dan balita, pelatihan bagi perang-
           kat desa, pengembangan sistem informasi desa, pengadaan
           saprodi untuk mendukung  petani, membiayai penyeleng-
           garaan PAUD. Selain itu di banyak desa, ADD digunakan
           juga untuk investasi penting seperti pengadaan infrastruk-
           tur pelayanan air bersih, pengembangan potensi unggulan
           desa menjadi skema satu desa satu produk, pengembangan
           hutan  rakyat, pengadaan  energi  lokal mandiri, dan  juga
           modal pemgembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
           Pelajaran penting ADD, selain untuk investasi pembangu-
           nan desa jangka panjang, juga memberi makna subsidiari-
           ty, yakni kebutuhan dan masalah-masalah lokal bisa disele-
           saikan secara mandiri di ranah desa dengan dukungan dana
           ADD.




           66                                          REGULASI BARU,DESA BARU
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72