Page 62 - cerita untuk anak cerdas
P. 62

http://www.harunyahya.com/indo/anak/cerita1/cerita1_01.html



                                               KASIF DAN BERUANG MADU


                                           Seperti biasa, pagi‐pagi sebelum ke sekolah, Kasif duduk di meja
                                           untuk sarapan. Ketika ibunya membuat teh, mata Kasif terpaku
                                           pada gambar seekor beruang di stoples madu. Ibunya sedang sibuk,
                                           saat beruang di gambar itu mengedipkan mata pada Kasif, dan
                                           berbicara padanya.

                                           “Salam, Kasif! Menurutku kamu pasti menyukai madu seperti kami,
                                           para beruang …”

                                           “Ya,” Kasif setuju. “Ibuku tak pernah melupakan
                                           madu setiap sarapan. Tetapi madu‐madu kami
                                           berasal dari stoples‐stoples pasar swalayan. Dari
                    mana madumu kautemukan?”

                    Beruang mengerutkan hidungnya sebelum menjawab. “Tuhan kami, Yang memenuhi
                    kebutuhan‐kebutuhan semua makhluk hidup dengan kemungkinan cara terbaik, memberi
                    kami, para beruang, hidung‐hidung panjang yang sangat peka untuk membaui. Berkat
                                                     hidung ini kami dapat menemukan makanan dengan
                                                     mudah.”

                                                     Kasif, yang pernah disengat olehl seekor lebah,
                                                     kebingungan. “Ketika kamu menemukan sarang lebah
                                                     dengan madu di dalamnya, bagaimana kamu
                                                     mengeluarkan madu itu?” Ia berpikir.

                                                     Kali ini beruang tersebut menyodorkan cakarnya pada
                                                     Kasif,  agar  anak  itu  bisa  melihatnya.  “Ketika  kami
                    temukan  sarang  lebah,  kami  ketuk‐ketuk  sarang  itu  keras‐keras  dengan  cakar  untuk
                    menyingkirkan  semua  lebah  di  dalamnya.  Lalu,  kami  menikmati  santapan  madu  di
                    dalamnya. Namun, apapun yang kamu lakukan, jangan coba‐coba melakukan hal yang sama.
                    Nanti,  lebah  bisa  menyengatmu  di  mana‐mana,  dan  membuatmu  sangat‐sangat  sakit.
                                            Syukur  kepada  Allah,  kami,  para  beruang,  dilindungi  dari
                                            sengatan‐sengatan lebah berkat bulu tebal kami.”

                                            Kasif berjanji tidak akan meniru perbuatan sang
                                            beruang. “Ada hal lain yang kupikirkan. Tidakkah kalian,
                                            beruang, merasa lapar sepanjang tidur musim
                                            dinginmu?” tanyanya.

                                            Beruang itu menganggukkan kepalanya yang berbulu tebal.
                                            “Sebelum tidur sepanjang musim dingin, kami makan banyak
                                            sekali. Untuk membuat lapisan lemak di bawah kulit kami, kami
                                            makan banyak biji‐biji pohon beech dan kastanye. Dengan begitu,
                                            kami bisa menyimpan lemak di dalam tubuh. Namun berat badan
                                            kami hilang ketika tiba saatnya keluar dari sarang di musim semi.


                    Compile by: http://ndahdien.multiply.com
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67