Page 64 - cerita untuk anak cerdas
P. 64
http://www.harunyahya.com/indo/anak/cerita1/cerita1_01.html
AISYAH DAN LANDAK
Suatu hari, ketika berpiknik dengan keluarganya, Aisyah
mengundurkan diri sejenak untuk berjalan‐jalan sendiri. Ia
menyukai kawasan hijau tempatnya berjalan‐jalan. Ketika
tengah berkeliling, dilihatnya sebuah bola tertutup oleh
paku‐paku besar yang tajam. “Untung saja aku tidak
menginjaknya. Kalau sampai terinjak, paku‐paku tajam itu
bisa melukaiku dengan parah,” katanya pada dirinya
sendiri. Kemudian, menakjubkan sekali, bola itu pelahan
membuka gulungannya dan berbicara:
“Kamu benar, Aisyah,” kata gulungan itu. “Aku adalah
seekor landak, dan aku bisa melukaimu dengan duri‐duri
tajamku biarpun aku tidak menghendakinya.”
“Ada seekor landak di sini!” kata Aisyah dengan gembira.
“Mengapa badanmu tertutup oleh duri‐duri tajam seperti itu?”
“Allah memberiku duri‐duri ini untuk melindungi diri dari musuh‐
musuhku,” balas landak. “Ketika berada dalam bahaya, aku
bergulung seperti sebuah bola, dan duri‐duri ini melindungiku.”
“Aku tahu, beberapa binatang pergi tidur sepanjang musim dingin. Bagaimana denganmu?”
tanya Aisyah pada teman barunya.
Sang landak mengangguk. “Aku tidak begitu menyukai udara dingin..
Segera setelah suhu udara musim dingin menurun di bawah 55 derajat
Fahrenheit (13 derajat Celsius), aku pergi tidur. Allah Yang Maha Kuasa
membuatku tetap tertidur sepanjang musim dingin, dan membangunkan
aku ketika musim panas tiba. Tidak mungkin bagiku memikirkan sendiri
betapa beratnya keadaan‐keadaan musim dingin, sehingga aku bisa
memutuskan sendiri bahwa lebih baik buatku untuk tidur sementara
waktu, supaya tetap hidup.
Al Quran mengatakan ini:
‘Dan di antara tanda‐tanda kekuasaanNya ialah tidurmu di waktu malam dan siang
hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar‐benar terdapat tanda‐tanda bagi kaum yang mendengarkan.’
(Surat ar‐Rum: 23).”
“Kamu lihat,” landak itu melanjutkan, “seperti semua makhluk hidup
lainnya, Allah memberitahu kami kapan waktu paling baik untuk
mencari makan.”
Aisyah berpikir sejenak. “Dalam sebuah film dokumenter, aku
melihatmu bertarung tanpa kenal takut melawan seekor singa besar.
Kok bisa kamu tidak takut pada singa?”
Compile by: http://ndahdien.multiply.com