Page 68 - cerita untuk anak cerdas
P. 68

http://www.harunyahya.com/indo/anak/cerita1/cerita1_01.html


                    Beruang kutub melanjutkan pembicaraan tentang dirinya. Kemudian ia berkata.

                    “Sekarang, aku punya pertanyaan untukmu. Tahukah kamu bahwa beruang‐beruang kutub
                                         adalah perenang dan penyelam yang sangat baik?”

                                         Mansur takjub. “Kamu pasti bercanda. Maksudmu, kamu bisa
                                         berenang? Dengan badan yang begitu berat, di air yang
                                         membekukan?”

                                         “Aku nggak bercanda,” kata sang beruang. “Kami, beruang kutub,
                                         berenang dan menyelam dengan ahli. Ketika berenang, kami
                                         manfaatkan kaki‐kaki depan. Allah, Sang Maha Pemurah,
                                         menciptakan kaki‐kaki kami sedemikian rupa hingga dapat digunakan
                    seperti dayung untuk berburu dengan mudah. Ia memberi selaput di antara jari‐jari kami,
                    seperti selaput di antara kaki‐kaki bebek. Juga, untuk memudahkan berburu, Allah
                    menciptakan kami sedemikian rupa hingga kami dapat menutup lubang hidung kami di
                    dalam air, dan membuat mata kami tetap terbuka.”

                    “Seperti dapat kamu lihat, Mansur,” beruang kutub melanjutkan.
                    “Allah telah menciptakan kami agar dapat bertahan hidup dalam
                    kondisi‐kondisi yang betul‐betul sulit. Tidaklah mungkin kami
                    mengembangkan sendiri ciri‐ciri ini pelahan‐lahan. Juga, tidak
                    mungkin kami memperolehnya secara tiba‐tiba. Allahlah yang
                    mengajari kami apa yang kami perlukan untuk bergerak di air.”

                                            “Apa kamu tidak merasa dingin sama sekali di dalam air es?”
                                            tanya Mansur, sedikit menggigil memikirkan itu.

                                            “Sama sekali tidak,” kata beruang itu, sedikit bangga. “Kalau
                                            kalian, manusia, meletakkan tangan atau kaki kalian di atas
                                            gunung es, kalian harus cepat‐cepat mengangkatnya. Tapi kami
                                            bahkan tidak merasa dingin, karena Allah menciptakan kaki
                                            berlapis bulu tebal, hingga tidak terpangaruh oleh hawa dingin.
                                            Jika kaki‐kaki kami tertutup kulit seperti kamu, kami tidak akan
                                            pernah mampu hidup di lingkungan dingin seperti ini.”

                                            Setelah  mendengar  apa  yang  diceritakan  beruang  kutub
                                            padanya,  Mansur  memahami  lebih  jelas  lagi  bahwa  Allah
                                            memiliki  kekuatan  dan  kehendak  tak  terbatas.  Mansur  teringat
                                            ketika  menghabiskan  liburan  di  desa.  Ia  telah  berenang
                    sepanjang  musim  panas,  namun  airnya  hangat  karena  iklim  yang  lembut.  Ia  berpikir  dan
                    membandingkannya dengan air dingin tempat beruang kutub berenang. Maka, jelas baginya
                    bahwa  Allah  telah  menciptakan  binatang‐binatang  ini  sedemikian  rupa,  untuk  membuat
                    mereka tahan terhadap air dingin. Memikirkan itu, ia menyadari bahwa Allah menciptakan
                    setiap  makhluk  dengan  tubuh  yang  ideal  untuk  lingkungan  tempat  tinggalnya.  Misalnya,
                    unta  diciptakan  sedemikian  rupa  hingga  mereka  dapat  bertahan  terhadap  panas  gurun.
                    Teman Mansur, sang beruang kutub, kemudian memotong pemikirannya:

                    “Mansur, tahukah kamu mengapa kami berwarna putih atau kekuningan?”


                    Compile by: http://ndahdien.multiply.com
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73