Page 67 - cerita untuk anak cerdas
P. 67
http://www.harunyahya.com/indo/anak/cerita1/cerita1_01.html
“Pertanyaan yang bagus,” komentar teman baru Mansur. “Biar kujelaskan. Setiap bagian
tubuh kami dirancang sesuai dengan lingkungan tempat tinggal kami. Menghadapi dingin
yang membeku, es, juga badai‐badai salju, lapisan lemak tebal yang secara ajaib diciptakan
Allah di bawah kulit‐kulit kami melindungi kami dari hawa dingin. Bulu‐bulu kami, yang juga
diciptakan secara khusus, tebal, lebat dan panjang. Allah menciptakan kami sesuai dengan
iklim tempat tinggal kami. Pernahkah kamu berpikir mengapa kami tidak tinggal di gurun‐
gurun Afrika? Pikirkan itu! Jika kami tinggal di gurun pasir, kami akan kepanasan dan mati.
Inilah salah satu tanda bahwa Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup sesuai dengan
lingkungan tempat tinggalnya.”
Mendapat kesempatan luar biasa untuk berbicara dengan seekor
beruang kutub, Mansur mulai menanyakan apapun yang ingin
diketahuinya:
“Aku ingat, sebagian besar beruang tidur di musim dingin. Apakah
kalian, beruang‐beruang kutub, juga begitu?”
Beruang itu mengguncang‐guncangkan kepalanya yang putih,
berbulu kusut. “Tidak, temanku sayang. Kami berbeda dengan
beruang‐beruang lain karena kami tidak tidur panjang di musim dingin. Hanya beruang‐
beruang betina, terutama yang sedang mengandung, yang melakukan itu.”
“Bagaimana bayi‐bayi yang baru lahir memperoleh makanan?”
Mansur ingin tahu.
“Syukur kepada Tuhan kami, Yang menyediakan segala sesuatu.
Makanan untuk bayi‐bayi yang baru lahir sudah tersedia bagi
mereka. Ibu beruang kutub memberi makan bayi‐bayinya dengan
susunya,” beruang itu menjelaskan.
“Jadi, anak‐anak itu hanya diberi susu saja?”
“Itu betul,” jawab beruang kutub. “Susu Ibu beruang mengandung
lemak berkadar tinggi. Susu berlemak ini memenuhi kebutuhan anak‐
anaknya lewat kemungkinan cara terbaik. Dengan susu ini, bayi‐bayi
beruang kutub tumbuh sangat cepat, dan pada musim semi mereka
siap untuk keluar dari liangnya.
“Mansur, kamu akan menyadari bahwa karena kami tinggal di
belantara yang dingin, dan jelas‐jelas tidak mampu menyelidiki apapun bagi diri kami
sendiri, maka tak mungkin kami dapat mengetahui makanan yang diperlukan oleh bayi‐bayi
kami ketika baru saja dilahirkan. Juga, jelas tak mungkin bagi kami untuk menghasilkan susu
di dalam tubuh kami sekehendak kami dengan upaya kami sendiri. Susu kami bahkan tidak
diproduksi oleh pabrik paling modern sekalipun. Kebenaran ini jelas memperlihatkan kami
keajaiban penciptaan Allah.”
“Kamu benar, temanku,” Mansur setuju. “Sedikit saja orang berpikir, maka ia dapat melihat
keajaiban yang terjadi di sekitarnya setiap saat.”
Compile by: http://ndahdien.multiply.com