Page 4 - Laporan Kasus Pelanggaran HAM Berat (1) finish
P. 4

Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun, berdasarkan laporan dokter
                         dan kesaksian rekan-rekan korban, Affan dinyatakan meninggal dunia akibat
                         luka  parah  di  bagian  kepala  dan  dada.  Rekaman  video  kejadian  tersebut
                         segera menyebar luas di berbagai platform media sosial seperti X (Twitter),
                         Instagram, dan TikTok, sehingga memicu gelombang kemarahan publik.

                              Reaksi  keras  datang  dari  berbagai  pihak,  mulai  dari  mahasiswa,
                         pengemudi  ojek  online,  hingga  aktivis  hak  asasi  manusia  (HAM)  yang
                         menilai  bahwa  insiden  ini  merupakan  bentuk  kekerasan  aparat  yang
                         berlebihan. Massa kemudian menggelar aksi spontan di depan Mako Brimob
                         Kwitang untuk menuntut pengusutan tuntas dan pertanggungjawaban aparat
                         yang terlibat. Beberapa organisasi seperti Komisi untuk Orang Hilang dan
                         Korban  Tindak  Kekerasan  (KontraS),  Yayasan  Lembaga  Bantuan  Hukum
                         Indonesia (YLBHI), dan Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) segera
                         membentuk tim advokasi gabungan untuk menginvestigasi peristiwa tersebut.
                         Dalam  laporan  awalnya,  KontraS  menyebut  bahwa  tindakan  aparat  pada
                         malam  itu  tidak  sesuai  dengan  Standar  Operasional  Prosedur  (SOP)
                         penanganan  unjuk rasa, karena penggunaan kendaraan berat di  area padat
                         massa dinilai sangat berisiko terhadap keselamatan warga sipil.

                              Selain itu, hasil pantauan lapangan yang dirilis YLBHI dan ICJR juga
                         menekankan  adanya  indikasi  pelanggaran  HAM  dalam  peristiwa  tersebut,
                         sebab  aparat  dianggap  gagal  menjamin  prinsip  proposionalitas  dan
                         akuntabilitas  penggunaan  kekuatan.  Mereka  mendesak  agar  proses
                         penyelidikan  tidak  hanya  dilakukan  secara  internal  oleh  Polri,  tetapi  juga
                         melibatkan  lembaga  independen  agar  hasilnya  transparan  dan  kredibel.
                         Tekanan publik yang  meluas membuat Polri menyatakan  akan memeriksa
                         sejumlah anggota Brimob yang terlibat dalam operasi malam itu, termasuk
                         sopir  dan  komandan  lapangan.  Beberapa  laporan  media  juga  menyebut
                         adanya sanksi administratif sementara terhadap personel yang bertanggung
                         jawab, meski hasil penyelidikan lengkap belum diumumkan ke publik.

                              Tragedi Affan Kurniawan kemudian menjadi simbol perlawanan baru
                         terhadap praktik kekerasan aparat dalam penanganan aksi massa di Indonesia.
                         Publik  menilai  bahwa  insiden  ini  memperlihatkan  lemahnya  kontrol  dan
                         pengawasan  terhadap  penggunaan  kendaraan  taktis  dalam  situasi  sipil.
                         Banyak  aktivis  menyuarakan  pentingnya  reformasi  dalam  doktrin
                         pengamanan  unjuk  rasa  agar  aparat  lebih  mengedepankan  pendekatan
                         dialogis  dan  kemanusiaan  daripada  pendekatan  koersif.  Dalam  beberapa
                         pekan setelah kejadian, aksi solidaritas untuk Affan terus bergema di berbagai
                         daerah, menandai meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
                         penegakan hak asasi manusia dan keadilan sosial.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9