Page 10 - Antologi Esai 81
P. 10

warga Desa Linggoasri seperti membantu mengajar di SD 02 Bojonglarang
         setiap Senin hingga Kamis, membantu persiapan lomba jambore di SD 01

         Linggoasri,  mengajar  di  TPQ  Rejosari  dan  TPQ  Sadhang  di  masjid  dan

         tempat  Pak  Mustajirin,  mengikuti  pengajian-pengajian  tahlilan  ibu-ibu

         desa  Linggoasri  di  dukuh  Yosorejo,  Linggo,  Sadhang,  Rejosari,  hingga

         Bojonglarang.  Tak  ketinggalan,  kami  juga  ikut  menonton  turnamen  bola
         desa  Linggoasri,  yang  penuh  dengan  semangat  kebersamaan.  Kami  juga

         sudah  mulai  menjalankan  berbagai  program  kerja  yang  telah

         direncanakan.  Beberapa  di  antaranya  adalah  sosialisasi  desa  wisata  dan

         FGD pariwisata Kampung Moderasi Beragama; FGD hasil mapping pengelola

         homestay,  optimalisasi,  dan  pembentukan  POKDARWIS;  pendataan  dan
         pengajuan label halal produk UMKM di Desa Linggoasri; pelatihan sanitasi,

         higienitas  air  minum,  dan  pemilahan  sampah;  optimalisasi  website  dan

         media sosial untuk publikasi dan promosi Desa Wisata Kampung Moderasi

         Beragama;  sosialisasi  pengenalan  dan  harga  jual  tanaman  hias;  serta

         pembentukan petugas atau tim pengelola sampah di Desa Linggoasri.
                 Dari semua program kerja yang telah disebutkan, pengalaman yang

         paling berkesan bagi saya adalah ketika melakukan mapping tanaman hias.

         Kami mengambil sampel tanaman hias hingga ke Patraguna (sumber mata

         air  yang  digunakan  oleh  Dukuh  Linggo  dan  Sadhang),  ditemani  oleh  Mas

         Saiful, seorang pemuda dari Rejosari. Kami berjalan sejauh 12 km sambil

         belajar  banyak  tentang  jenis-jenis  tanaman  hias,  harga  jualnya,  cara
         menanamnya  dan  cara  membudidayakkannya.    Sebagai  penutup,  ada

         pesan  dari  salah  satu  warga  Linggoasri.  Beliau  berkata,  “KKN  itu  gak

         sebentar tapi yang penting, kita harus bisa menjaga ucapan dan tindakan

         di  masyarakat,  karena  terkadang  pandangan  kita  bisa  berbeda  dengan

         mereka.  Tetap  semangat  menjalankan  proker  karena  yang  penting  yaitu

         prokernya  selesai,  karena  KKN  yang  baik  adalah  KKN  yang  prokernya
         selesai,  bukan  yang  sempurna.”  Pesan  tersebut  sangat  berharga  dan

         menjadi  pengingat  bagi  saya  selama  menjalani  KKN  karena  KKN  bukan

         hanya  tentang  menerapkan  ilmu,  tetapi  juga  tentang  belajar  memahami,

         beradaptasi, dan menghargai perbedaan di tengah masyarakat.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15