Page 202 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 202
178 | Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014
Foto: Puslit Biologi-LIPI
Trichoderma harzianum W 34A1 yang ditumbuhkan pada media agar (kiri) dan
kenampakan di bawah mikroskop (kanan)
dalam penemuan bahan obat alami dengan lain. Terkait dengan pengembangan energi
teknologi modern (Xiong et al. 2013). berbasis nabati, pemerintah telah menetap-
kan empat komoditas untuk dikembangkan
Berbeda dengan lingkungan darat,
ekosistem marine adalah sumber daya alam se bagai biofuel, yaitu kelapa sawit, tebu,
yang kaya dan relatif belum dimanfaatkan. jagung, dan jarak pagar. Namun, bila diban-
Lebih dari 15.000 bahan obat alami dengan dingkan dengan ketiga komoditas lainnya,
struktur kimia yang sangat beragam dengan kelapa sawit merupakan komoditas yang
bermacam-macam bioaktivitas telah diiden- paling cocok untuk dikembangkan dengan
tifikasi sejak tahun 1970 (Li & Qin 2005). Ke- rendemen rata-rata 17,26%.
ragaman ini telah menarik perhatian peneliti Pemanfaatan bambu untuk biofuel su-
untuk melakukan eksplorasi lebih dalam lagi dah dilakukan di Afrika. Mulanya, bambu
untuk penemuan obat baru berbasis bahan ditanam untuk mengurangi erosi tanah.
alam mikrob laut (Xiong et al. 2013). Tidak kurang dari 2,75 juta hektar bambu
telah ditanam, khusus dipersiapkan sebagai
Perkembangan terbaru dalam penemuan
obat menunjukkan bahwa mikrob laut juga bahan baku biofuel. Di Universitas Princeton,
merupakan sumber potensial baru penghasil Amanda Rees mencoba membuat butanol
produk metabolit sekunder dan memiliki po- dari bambu yang mempunyai energi lebih
tensi yang besar untuk meningkatkan jumlah tinggi dibanding etanol dan tidak korosif.
bahan obat alami laut dalam uji klinis. Kita Bambu mempunyai sifat fisika-kimia yang
ambil contoh dari ekstrak Rhodobacteriacea. lebih baik dibanding kayu (hal ini disebabkan
Bakteri yang diisolasi dari perairan laut karena 2,5% dari bambu terdiri atas mineral,
Sulawesi dapat dengan kuat menghambat sedangkan kayu hanya 1.5).
pertumbuhan bakteri patogen Staphylococcus Di masa depan, bahan bakar hayati
aureus dan Vibrio eltor (Muniarsih et al. 2013). (biofuel) dari mikroalga sangat menjanjikan
karena mikroalga banyak tumbuh di perairan
tawar maupun asin. Chlorella sp. merupakan
6.3 Sumber Energi Terbarukan penghasil minyak alga tertinggi, yakni men-
Seiring dengan meningkatnya permintaan capai 48,3% (Rachmaniah et al. 2010). Linde
Bahan Bakar Minyak (BBM) dan impor solar (2014) menginformasikan bahwa untuk
menjadi tujuh milliar liter per tahun, peme- menghasilkan 1 barel minyak alga (1 barel
rintah menerbitkan kebijakan energi nasional setara dengan 159 liter) diperlukan alga
yang komprehensif melalui Inpres No. 1/2006 dengan jumlah 600 kg karbon dioksida. Dari
tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan satu produksi komersial alga, diperkirakan
Bakar Nabati (biofuel) sebagai bahan bakar diperoleh kira-kira 10,000 m ton CO per hari
2
yang setara dengan 30% CO di pasaran.
2