Page 197 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 197

Peran Keanekaragaman Hayati | 173


                Secara tradisional, banyak jenis tumbuhan   sional dikenal sebagai bahan yang berkhasiat
            yang telah digunakan sebagai obat malaria di   sebagai obat antimalaria. Sebanyak sembilan
            berbagai etnik di Indonesia. Murningsih et al.   jenis senyawa kimia yang terdiri atas alkaloid
            (2005) telah melakukan penapisan terhadap     dan terpenoid telah diisolasi dari tumbuhan
            22 jenis tumbuhan obat Indonesia sebagai      Brucea javanica.
            antimalaria. Hasil penapisan tersebut mem-        Empat metabolit di antaranya bruse-
            perlihatkan variasi kekuatan penghambatan     ajavanin  A, brusein B, amarorina, dan
            pertumbuhan plasmodium secara in vitro        kantin-6-ona seperti terlihat pada Gambar 101
            yang bervariasi antara 80–100% (Gambar 100).
                                                          (Kitagawa et al. 1994). Pada tumbuhan Quassia
                Simarubaceae merupakan salah satu suku    indica, terdapat 10 jenis senyawa golongan
            tumbuhan yang telah diuji dan secara tradi-   quasionoid dengan struktur kimia yang me-

                                 PEMANFAATAN TUMBUHAN DI BIDANG KESEHATAN

                 Salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai bahan obat tradisional. Penggunaan berbagai jenis
             tumbuhan sebagai bahan obat telah memiliki sejarah yang panjang di berbagai etni di Indonesia secara
             turun-temurun. Kegunaan bahan tumbuhan sebagai bahan obat bertumpu pada kandungan senyawa
             bioaktif yang diproduksi oleh sel-sel tumbuhan tersebut di dalam sistem jalur biosintesis metabolit
             sekundernya.
                 Zingiberaceae merupakan suku tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai jamu dalam sistem
             pengobatan tradisional etni Jawa. Kita mengenal kunyit (Curcuma domestica) dan temu lawak (Curcuma
             xanthorriza) sebagai bahan yang sangat populer dalam beberapa jenis formulasi jamu, baik produk-
             produk jamu tradisional maupun obat herbal yang telah diproduksi dalam skala industri. Pemanfaatan
             kedua jenis bahan obat tersebut berpatokan pada kandungan senyawa kurkumin dan beberapa senyawa
             volatil, seperti xanthorrizol dan senyawa terpenoid lain yang terdapat pada rimpangnya. Kurkumin dan
             xanthorrizol (struktur kimia A) dilaporkan sebagai metabolit yang berperan sebagai antikanker pada
             tumbuhan temulawak (Choi et al. 2005).













             (A) Struktur kimia kurkumin dan xanthorrizol
                 Rimpang pada temu hitam (Curcuma aeruginosa) mengandung senyawa golongan seskiterpena
             sehingga dapat digunakan sebagai bahan obat herbal. Setidaknya terdapat 10 jenis senyawa seskuiterpena
             spesifik pada rimpang C. aeruginosa seperti terlihat pada struktur kimia B (Agusta 2008). Tumbuhan yang
             mengandung senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan untuk mengobati rematik/inflamasi (Yoshioka
             et al. 1998), hepatoprotektor, vasorelaksan, inhibitor produksi NO (Matsuda et al. 2001a, 2001b, 2001c)
             dan bahkan dilaporkan juga berisfat sebagai antikanker (Zang et al. 2007).























             (B) Struktur kimia beberapa seskiterpena dari rimpang temu hitam Curcuma aeruginosa.
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202