Page 195 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 195

Peran Keanekaragaman Hayati | 171


            yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Se-   (1950), Ochse (1931), Ochse dan van den Brink
            lanjutnya, penelitian dan publikasi mengenai   (1931), dan Burkill (1935). Sementara itu,
            khasiat tanaman obat semakin berkembang.      Kloppenburg-Versteegh (1907, 1911) menulis
                                                          buku tanaman obat yang sangat populer se-
                Di Jawa, masyarakat Keraton Surakarta
            dan Yogyakarta telah mengenal jamu yang       hingga dipakai sebagai sumber utama dalam
            dibuat dari tanaman untuk kecantikan          publikasi tanaman obat hingga sekarang.
            permaisuri dan gadis-gadis keraton. George        Sejak saat itu, penelitian tentang tana-
            Eberhard Rhumphius yang tiba pada tahun       man obat dilakukan oleh berbagai peneliti.
            1653  diminta  Pemerintah  Belanda  untuk     Selain itu, Kementerian Kesehatan Republik
            mengumpulkan data tentang tumbuhan yang         Indonesia telah mengompilasi dan mener-
            dipakai sebagai obat tradisional di P. Ambon   bitkan buku  Tanaman Obat dan Materia
            dan juga diinstruksikan untuk membuat         Medika. Hasil penelitian tanaman obat juga
            spesimen herbarium serta gambarnya. Dalam     dipublikasi oleh Badan Litbang Kesehatan
            buku itu, disebutkan 1.300 jenis tanaman      dan Pusat Penelitian dan Pengembangan
            yang berguna untuk pangan, papan, sandang,    Rempah-rempah dan Tanaman Obat Kemen-
            kesehatan, dan energi.                        terian Pertanian. Hargono et al. (1986) telah
                                                          membuat Senarai Tumbuhan Obat Indonesia
                Pada era masuknya jenis tanaman ekono-
            mi ke Indonesia, Gubernur Jenderal Belanda    yang berisi daftar 940 jenis tanaman obat yang
            saat itu menginstruksikan Teysmann sebagai    dikenal di  Indonesia. Dari 940 jenis yang dike-
            kurator Kebun Raya (s-Land’s Plantentuin) di   nal sebagai tanaman obat, 120 di antaranya
            Bogor untuk memasukkan jenis-jenis sayuran    termasuk bahan obat-obatan Indonesia.
            dan buah-buahan Eropa untuk kepentingan           Data yang dirilis Fakultas Kehutanan IPB
            pangan. Selanjutnya, Hasskarl pada tahun      menunjukkan bahwa tidak kurang dari 1.845
            1852 yang waktu itu merupakan wakil kepala    jenis tumbuhan obat di Indonesia, 250 jenis
            Kebun Raya juga menanam kina yang dibawa      di antaranya berasal dari hutan. Lebih dari
            dari Peru. Pertama kali Hasskarl menanam-     400 etnis di Indonesia memiliki pengetahuan
            nya di Kebun Raya Cibodas dan akhirnya        tradisional tentang pemanfaatan tumbuhan
            Junghuhn menanamnya dalam skala besar         sebagai obat. Masyarakat Lombok, misalnya,
            di Jawa Barat sebagai bahan baku obat. Pada   mengenal 15 jenis tumbuhan sebagai obat
            saat itulah diperkenalkan juga tanaman karet,   kontrasepsi dan semua jenis tanaman itu
            kopi, teh, dan kelapa sawit dalam skala luas.   dapat diramu menjadi 30 macam obat-obatan
            Sementara itu, pada waktu yang bersamaan      lain. Di Jawa, dikenal paling sedikit 77 jenis
            tebu juga dikembangkan menjadi perkebun-      tanaman obat yang dapat diramu untuk pe-
            an di berbagai belahan dunia. Selain tebu,    ngobatan segala penyakit; di Sumbawa dike-
            cengkeh juga mulai diperkenalkan ke dunia.    nal 5 jenis tumbuhan untuk membuat ramuan
                                                          minyak urat; di Rejang Lebong, Bengkulu
                Usaha perdana dalam mengompi-
            lasi data tumbuhan yang bernilai ekonomi      dikenal 71 jenis tanaman obat dan 10 jenis
            dimulai oleh pendeta Grevelink pada tahun     tumbuhan untuk obat malaria. Suku Toraja
            1883 yang kemudian diikuti oleh Clerc pada    menggunakan 22 jenis tumbuhan untuk di-
            tahun 1909 (Wit 1949). Selama masa periode    gunakan sebagai bahan baku obat tradisional
            kepemimpinannya sebagai direktur Museum       hingga ramuan memandikan mayat sehingga
            Ekonomi Botani (1906–1927), Heyne mencoba     mayat tidak berbau walaupun disimpan agak
            mendokumentasikan tumbuhan berguna            lama (Widjaja 1980).
            Indonesia dalam buku De Nuttige Planten van       Sementara itu, Handayani & Mulyasari
            Nederlandsch Indie yang menuliskan 5.006 jenis   (2014) mengemukakan ada 101 jenis tumbuh-
            tumbuhan. Termasuk dalam buku tersebut        an, 27 jenis cendawan, dan 9 jenis binatang
            ialah 1.050 jenis tumbuhan obat (21%). Plant   yang dimanfaatkan oleh Suku Anak Dalam
            Resources of South East Asia (Prosea) telah   sebagai obat. Di Taman Nasional Gunung
            memublikasikan 5.952 jenis tumbuhan yang      Halimun, dikenal ada 117 jenis yang digu-
            bernilai ekonomi dalam 19 volume di Asia      nakan sebagai tanaman obat (Harada et al.
            Tenggara, termasuk di dalamnya tumbuh-        2002). Di P. Wowoni, Rahayu et al. (2004)
            an obat yang terdiri atas tiga buku. Data     mengemukakan ada 65 jenis tumbuhan yang
            tanam an obat terutama diperoleh dari Heyne   dipakai sebagai obat. Sudibyo (2006) menyitir
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200