Page 42 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 42
18 | Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014
Berdasarkan produksi material organiknya,
Tabel 2. Jumlah dan Luas Danau di Indonesia danau dapat dikelompokkan menjadi:
Jumlah Danau Total Luas
Pulau 1) Danau oligotrofik, yaitu danau dalam dan
(Luas > 10 Ha) (Ha)
Sumatra 170 190.043 kekurangan hara sehingga fitoplankton di
Kalimantan 139 84.231 daerah limnetik tidak produktif. Ciri-ciri
Jawa dan Bali 31 6.270 danau ini antara lain berair jernih sekali,
NTT dan NTB 14 6.041 dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar
Sulawesi 30 141.871 air banyak terdapat oksigen sepanjang
Maluku 10 3.438 tahun.
Papua 127 59.830 2) Danau eutrofik, merupakan danau dangkal
JUMLAH 521 491.724 dan kaya akan kandungan hara sehingga
Sumber: Nontji 1991 fitoplankton sangat produktif. Ciri-ciri
danau ini adalah airnya keruh, terdapat
danau memiliki luas lebih dari 10 ha (Tabel bermacam-macam organisme, dan oksigen
2), tersebar hampir di semua pulau terutama terdapat di daerah profundal.
di Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua
(Nontji 1991) serta memiliki 3 dari 20 danau Danau oligotrofik dapat berkembang
terdalam di dunia (> 400m) (KLH 2008). menjadi danau eutrofik akibat adanya mate-
Berdasarkan kedalamannya, ekosistem rial organik yang masuk secara berlebihan
danau mempunyai empat mintakat: dan terendapkan. Perubahan ini dapat
dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya
1) Mintakat Litoral, merupakan daerah dang kal dari sisa-sisa pupuk buatan, dari aktivitas
sehingga cahaya matahari dapat menembus pertanian, dan timbunan sampah kota di
dasar danau secara optimal dan air bagian sekitarnya yang memperkaya danau dengan
tepi danau terasa hangat. Vegetasi pada buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibat
mintakat berupa tumbuhan berakar dengan timbunan sisa-sisa pupuk dan sampah yang
daun-daun mencuat ke atas permukaan berlebihan, terjadilah peledakan populasi
air. Jenis biota dalam mintakat ini beraneka alga sehingga terjadi produksi detritus yang
ragam, termasuk jenis alga yang melekat berlebihan yang akhirnya menghabiskan
(khususnya diatom), berbagai siput dan asupan oksigen danau tersebut. Pengayaan
remis, serangga, krustasea, ikan, amfibi, danau seperti ini disebut “eutrofikasi” yang
reptilia seperti kura-kura dan ular, itik, menyebabkan air tidak dapat digunakan lagi
dan angsa serta beberapa mamalia yang dan mengurangi nilai keindahan serta fungsi
mencari makan di danau. ekosistem danau.
2) Mintakat Limnetik, merupakan daerah air
bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat
ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni 2.1.3 Ekosistem Semiterestrial
oleh berbagai fitoplankton, termasuk alga Ekosistem ini terbentang di daerah media
dan sianobakteri; zooplankton yang seba- kehidupan limnik (air tawar) dan marine (air
gian besar termasuk rotifera, dan berbagai masin). Media kehidupan di ekosistem ini
udang kecil pemangsa fitoplankton serta ialah tanah basah dan tanah berbatu. Daerah
berbagai jenis ikan. ekoton ini mempunyai fungsi dan peran yang
3) Mintakat Profundal, merupakan daerah penting sehingga sering dimasukkan sebagai
yang dalam, yakni daerah afotik danau. ekosistem esensial.
Mikrob dan organisme lain mengguna-
kan oksigen yang sangat terbatas untuk 2.1.3.1 Ekosistem Mangrove
respirasi seluler setelah mendekomposisi
detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Mangrove adalah kelompok tumbuhan yang
Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikrob. dapat tumbuh beradaptasi dengan baik pada
4) Mintakat Bentik, merupakan daerah dasar kawasan pasang surut di daerah tropik dan
danau tempat hidup bentos dan tertimbun- subtropik. Terdapat lima faktor utama yang
nya sisa-sisa organisme mati. menentukan pembentukan hutan mangrove,
yaitu arus air laut, salinitas, substrat, penga-
ruh darat seperti aliran sungai dan rembesan