Page 44 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 44
20 | Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014
pantai di sekitarnya yang akhirnya mendu- Di muara sungai yang landai dan terbuka,
kung ekosistem perairan pantai tersebut. mangrove dapat tumbuh jauh ke arah hulu
Ketebalan hutan mangrove bertambah (van Steenis, tidak diterbitkan).
sepanjang aliran sungai dan delta yang Hutan mangrove berperan penting
terbentuk dari tanah liat dan pasir. Hutan bagi ekonomi perikanan di kawasan tropik.
mangrove tidak tebal di sepanjang pantai Mangrove memiliki produktivitas bahan
lurus yang tidak memiliki sungai. Di dekat orga nik yang tinggi dan menghasilkan de-
terumbu karang dan sepanjang pantai ber- tritus yang sangat banyak sehingga ekosistem
batu, biji pohon-pohon bakau hanya dapat ini sangat kaya akan bahan makanan.
tumbuh pada celah-celah dan tepi pantai, Mangrove merupakan habitat bagi ber-
tanpa ada pemintakatan ekosistem yang jelas, bagai biota laut, termasuk jenis yang tinggi
mungkin hanya ada mintakat Rhizophora.
Tabel 3. Luas dan Sebaran Hutan Mangrove di Indonesia
BIPRAN (1) NFI (2) RePPPRoT (3) PHPA AWB (4) GIESEN (5) RLPS MOF BIG
PROVINSI 1982 1993 1985-1989 1987 1993 2007 2009
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
Aceh 54.335 102.970 59.400 55.000 20.000 422.703 22.950
Sumatra Utara 60.000 98.340 86.800 60.000 30.750 364.581 50.370
Jambi 65.000 13.450 18.000 50.000 4.050 52.567 12.528
Riau 276.000 221.050 239.900 470.000 184.400 261.285 206.293
Kepulauan Riau - - - - - 178.418 54.682
Sumatra Selatan 195.000 363.430 240.700 110.000 231.025 1.693.112 149.707
Bengkulu - 2.610 2.100 20.000 <2000 - 2.322
Sumatra Barat - 4.850 3.000 - 1.800 61.534 3.003
Bangka Belitung - - - - - 273.693 64.567
Lampung 17.000 49.440 31.800 3.000 11.000 866.149 10.534
Kalimantan Barat 40.000 194.300 205.400 60.000 40.000 342.600 149.344
Kalimantan Tengah 10.000 48.740 28.700 20.000 20.000 30.498 68.132
Kalimantan Timur 266.800 775.640 667.800 750.000 266.800 883.379 364.255
Kalimantan Selatan 66.650 120.780 112.300 90.000 66.650 116.824 56.552
Sulawesi Selatan 66.000 104.030 67.200 55.000 34.000 28.978 12.821
Sulawesi Tenggara 29.000 70.840 100.900 25.000 29.000 74.349 44.030
Sulawesi Utara 4.833 38.150 27.300 10.000 4.833 32.385 7.347
Sulawesi Tengah - 37.640 42.000 - 17.000 29.622 67.320
Maluku dan Maluku
Utara 100.000 148.710 212.100 46.500 100.000 171.922 178.751
Jawa Barat, DKI dan
Banten 28.608 - 8.200 5.700 <5000 15.323 11.370
Jawa Tengah 13.576 - 18.700 1.000 13.577 50.690 4.858
Jawa Timur 7.750 - 6.900 500 500 272.230 18.254
Bali 1.950 - 500 500 <500 2.216 1.925
Nusa Tenggara Barat 3.678 - 6.700 - 4.500 18.357 11.921
Nusa Tenggara Timur 1.830 10.780 20.700 21.500 20.700 40.641 20.678
Timor Timur - 4.600 100 - <100 - -
Irian Jaya 2.943.000 1.326.990 1.583.300 1.382.000 1.382.000 1.438.421 1.634.003
Jumlah 4.251.010 3.737.340 3.790.500 3.235.700 2.490.185 7.758.411 3.244.018
Sumber:
1. Dit. Bina Program, Dep. Kehutanan bersama dengan FAO/UNDP (1982) menggunakan data dari tahun 1970-an.
2. National Forest Inventory, INTAG, Dep. Kehutanan menggunakan data Landsat dari awal dan pertengahan tahun
1980-an.
3. RePPPRoT (1983–1989) Kementerian Transmigrasi dan Pemerintah Inggris, menggunakan data Landsat dari
akhir tahun 1980-an, dikombinasikan dengan foto udara dan citra radar. Ministry of Transmigration and British
Government-using Landsat data from early to late 1980’s plus aerial photography and radar imagery.
4. PHPA/AWB (Asian Wetland Bureau) 1990–92 dari Proyek Lahan basah Sumatra (Sumatra Wetland Project).
5. Giesen 1993.