Page 13 - Parpol: Kaya Uang, Miskin Ideologi
P. 13

Tabel 1 Pusaka Budaya

           Klasifikasi  Pusaka berujud (Tangible)
           Tidak     Pusaka terbangun – monumen, bangunan, seni pahat, prasasti, gua,
           bergerak   permukiman dan bangunan terdaftar – bangunan yang sedang
                     digunakan, kelompok bangunan, pusat perkotaan
                     Situs (termasuk yang di bawah air) – arkeologi, bersejarah, etnologi

           Bergerak   Artefak – lukisan, relief, bahan, koleksi
                     Media – audiovisual, buku, permainan, pertandingan
                     Barang konsumsi dan industri

                     Pusaka Tidak Berujud (intangible)
                     Seni pertunjukan – musik, tari, literatur, teater
                     Seni bela diri
                     Bahasa
                     Tradisi oral
                     Dongeng
                     Jaringan
                     Cerita rakyat
                     Revolusi
                     Gastronomi
           Sumber: GCI (1998), Soeroso (2018)

                Sayangnya,  tidak  seluruh  hasil  kebudayaan  masyarakat  Indonesia  seperti
           tertera  pada  Tabel  1  dapat  dinikmati  publik.  Ada  yang  posisinya  dalam  kekuasaan
           negara atau orang asing, karena di bawa ke luar negeri pada masa kolonial, ada juga
           yang berada di dalam negeri tetapi sudah tidak dapat dikonsumsi publik karena uzur
           dan rapuh. Lain lagi, beberapa barang kebudayaan yang tidak berwujud (intangible
           goods),  seperti  tari,  makanan  dan  sebagainya,  hampir  punah  karena  maestro  dan
           artisan  yang  biasa  mengolahnya  semakin  sedikit  atau  pewarisannya  hanya  dalam
           bentuk oral sehingga tidak ada catatan tertulis yang dapat dijadikan pakem.
           PENUTUP: DIGITALISASI

                Salah  satu  upaya  untuk  mempertahankan  dan  atau  melestarikan  maka  perlu
           dilakukan  dokumentasi  dalam  bentuk  digital  terhadap  sumberdaya  kebudayaan
           tersebut. Naskah-naskah kuno yang mulai runtuh dan kabur tulisannya dapat dibaca
           ulang tanpa menyentuh barang otentiknya. Keindahan alam yang dipadukan dengan
           tarian klasik, baik yang disajikan sebagai tuntunan maupun tontonan dapat dinikmati,
           bahkan  dapat  dikembangkan  lagi  sebagai  patron  ide  tarian  lain  yang  lebih
           kontemporer.  Digitalisasi  dapat  juga  dilakukan  untuk  pengembangan  kelompok


                                        12
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18