Page 56 - Universitas Negeri Yogyakarta
P. 56
Miosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan terputus ketika
molekul ATP terikat pada kepala miosin. Pada saat ATP terurai, kepala miosin
dapat bertemu lagi dengan aktin pada tropomiosin.
Proses kontraksi otot dapat berlangsung selama terdapat ATP dan ion Ca2+.
Pada saat impuls berhenti, ion Ca2+ akan kembali ke retikulum sarkoplasma.
Troponin akan kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah tropomiosin
sehingga menyebabkan otot berelaksasi.
4) Hipotesis Sliding Filament
Miofilamen merupakan unsur penting dalam proses kontraksi otot. Miofilamen
tebal berjajar membentuk pita A (anisotrop), sedangkan miofilamen tipis
membentuk pita I (isotrop). Pada bagian tengah pita A terdapat pita H (Heller) yang
lebih terang. Garis M membagi dua pusat Zona H. Garis Z (Zwiscshencheibe =
cakram antara) merupakan garis potong miofibril yang mengandung filamen tipis.
Andrew F. Huxley, Rolf Niedergerke, Hugh Huxley, dan Jean Hanson (1954)
mengemukakan teori kontraksi otot sliding filament sebagai berikut.
Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama, tetapi
saling bersilangan sehingga memperbesar jumlah tumpang tindih antarfilamen.
Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke dalam pita A,
mempersempit, dan menghalangi pita H.
Panjang sarkomer (dari garis Z ke garis Z lainnya) memendek saat kontraksi.
Pemendekan sarkomer akan membuat serabut otot memendek, begitu pula
dengan otot secara keseluruhan.
Untuk lebiih memahami mekanisme kerja otot, silahkan simak video dibawah ini.
Klink link untuk memulai video !
Sumber : Global Intelligence Academy (GIA Education)
44