Page 28 - FIKIH_MTs_KELAS_ IX_KSKK_2020
P. 28
3) Mumayyiz
Mumayiz adalah orang yang sudah dapat membedakan antara perkara yang
baik dan buruk, sesuatu yang salah dan benar. Dengan kata lain, mumayyiz
adalah seorang anak yang telah memasuki perkembangan otak dan fisik dalam
tahap sempurna, namun belum dalam keadaan yang benar-benar sempurna.
Dia belum sampai mengalami fase haid ataupun keluar air sperma. Oleh
karena itu, penyembelihan binatang yang dilakukan oleh anak yang belum
mumayyiz dinyatakan tidak sah. Bahkan menurut Syaikh Ibnu Rusyd dalam
kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid, ketiga syarat tersebut
ditambah dengan dua syarat yaitu berjenis kelamin laki-laki dan tidak menyia-
nyiakan shalat.
b. Binatang yang disembelih
Binatang yang akan disembelih wajib memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Binatang yang akan disembelih masih dalam keadaan hidup. Binatang
yang mati bukan karena disembelih berarti sudah menjadi bangkai.
Adapun ciri-ciri hewan yang dianggap hidup adalah adanya hayyat
mustaqirrah (bernyawa), masih adanya gerakan ekor, matanya dapat
melirik dan kakinya dapat bergerak sesudah disembelih.
2) Binatang yang akan disembelih adalah binatang yang halal, baik dari segi
zatnya maupun cara memperolehnya. Dalam istilah Fikih disebut dengan
halal lizatihi dan halal sababi.
c. Niat penyembelihan
Niat penyembelihan yang benar ialah semata-mata ingin mengkonsumsi
binatang tersebut secara halal sesuai syariat Islam. Salah satunya dengan niat
menyembelih karena Allah Swt. dengan cara menyebut nama Allah Swt. saat
melakukan penyembelihan binatang. Sebagaimana yang tertulis dalam firman
Allah Swt.:
ّٰ ْ َّ ٓ ْ ْ ْ ْ َّ ْ
ْ ْ ْ
: ۳ ) ةﺪئاﻤﻟا( ٖ ﻪب ﻪﻠﻟا ريﻐﻟ ﻞها اﻣو رﻳزنخلا ﻢحلو مﺪﻟاو ةتﻴﻤﻟا ﻢﻜﻴﻠﻋ تﻣرﺣ
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al-Maidah [5]: 3).
12 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX