Page 5 - DPJ23 Gabung_Neat
P. 5

foto  udara,  kualitas  gambar,  format/ukuran  cetak,  dan  sudut  pengambilan  gambar;  (b)

                   informasi tepi, meliputi : instansi/ badan pemotret,   jam dan tanggal pemotretan,  arah

                   dan  ketinggian  tempat  perekaman,  lokasi  pemotretan,  skala,  dan  nomor  lembar  citra
                   (registrasi);  (c)  informasi  obyek  pemotretan,  meliputi  :  kenampakan  bentuk  lahan,

                   vegetasi, tubuh air, pola aliran, pola jalan, sebaran permukiman, penggunaan lahan, dan
                   kenampakan lain yang spesifik.

                         Lintz  Jr.  dan  Simonett  dalam Sutanto  (1994:7),  ada  tiga  rangkaian kegiatan

                   yang  diperlukan dalam pengenalan obyek yang tergambar pada foto udara, yaitu:      (1)
                   Deteksi, yaitu pengamatan adanya suatu objek yang terekam pada foto udara, misalnya

                   sungai;   (2) Identifikasi,   adalah   upaya   mencirikan   obyek   yang   telah   dideteksi
                   dengan   menggunakan keterangan yang cukup; bentuk yang memanjang berkelok-kelok,

                   tekstur  halus  dan  berbatasan  dengan  obyek  bertektus  kasar;  dan  (3)  Analisis,      yaitu

                   pengumpulan   keterangan   lebih   lanjut.   Misalnya   dengan   mengamati   kenampakan
                   obyek lain pada sungai tersebut, misalnya perahu, delta, dan bendungan.


                            Teknik  interpretasi  dapat  dilaukan  secara  manual  (visual)  pada  lembar  cetak
                   (hard copy) atau tayangan (display) foto udara, dan secara digital (numerik) pada data

                   foto udara  digital. Teknik interpretasi citra secara manual (visual) yang umum dilakukan
                   meliputi :

                    (a) teknik interpretasi menggunakan data acuan, yaitu menggunakan data bantu dalam
                       bentuk  keterangan, tabel, monografi daerah, basisdata daerah, peta rupabumi, peta

                       geologi, peta tanah, hasil analisis laboratorium,  hasil observasi lapang, dan laporan

                       ilmiah;
                    (b) teknik interpretasi menggunakan kunci interpretasi, yaitu memanfaatkan data citra

                       atau  foto  yang  telah  diinterpretasi  dan  diyakini  kebenarannya,  meliputi  kunci
                       individual  (pinus,  kelapa,  bangunan),  kunci  subyek  (gabungan  obyek  individual,

                       seperti sawah, perkebunan karet, permukiman), kunci regional (bentuk lahan, DAS,
                       wilayah  administrasi),  kunci  analog  (gabungan  kunci  individual  dan  kunci  subyek

                       yang terjangkau tetapi dipersiapkan untuk interpretasi daerah lain), kunci langsung

                       (melalui  pengamatan  bentuk,  ukuran,  warna,  rona,  tekstur,  pola,  tinggi,  bayangan,
                       situs    dan  asosiasi  obyek),  dan  kunci  asosiatif  melalui  deduksi  informasi  tidak

                       langsung (erosi, banjir);





                                                                                                        2
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10