Page 18 - BUKU Neraca Bahan Makanan Tahun 2024
P. 18
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 SITUASI KETERSEDIAAN PANGAN BERDASARKAN NERACA BAHAN
MAKANAN KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2024
Ketersediaan setiap bahan pangan untuk dikonsumsi berasal dari
produksi, stoknet impor, kemudian dikurang penggunaan pakan, bibit, industri
dan tercecer terlihat pada hasil pengolahan data dalam tabel Neraca Bahan
Makanan maka akan bisa kita peroleh beberapa hal. Pertama akan terlihat
kondisi ketersediaan energi, protein dan lemak. Rata rata angka kecukupan
gizi (AKG) di tingkat ketersediaan berdasarkan rekomendasi Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X Tahun 2012 adalah sebesar 2.400
kkal/kap/hr untuk energi dan 63 gr/kap/hr untuk protein.
Ketersediaan Energi dan Protein berdasarkan Neraca Bahan Makanan
Kabupaten Sarolangun Tahun 2024 dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai
berikut.
Tabel 3. Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak.
Ketersediaan
Kontribusi
Pangan Energi Protein Lemak
(kkal/kap/hr) (gr/kap/hr) (gr/kap/hr)
Nabati 2.586 75,31 36,81
Hewani 152 16,06 9,22
Total 2.738 91,36 46,02
(Data Berdasarkan Neraca Bahan Makanan Kab. Sarolangun Tahun 2024)
Tabel diatas memperlihatkan bahwa tingkat ketersediaan energi sudah
cukup baik berada diatas angka kecukupan gizi, demikian juga halnya dengan
ketersediaan protein sudah melewati rata-rata AKG yang ditetapkan oleh
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Dapat juga dilihat bahwa kontribusi
energi dan protein dari kelompok pangan nabati cenderung lebih banyak
dibandingkan dengan pangan hewani.
Ketersediaan energi berdasarkan kelompok bahan makanan tahun
2024 menujukkan kontribusi tertinggi berasal dari jenis bahan makanan padi-
padian dengan persentasi 66,05%, kemudian disusul dengan buah biji
14