Page 22 - E-Modul Keragaman Budaya Masyarakat Semarang
P. 22
Warak Ngendok merupakan salah satu unsur utama dari tradisi
Dugderan yang ada di Kota Semarang dan menjadi maskot
masyarakat Semarang. Dahulu Warak ngendok dikenal sebagai
hewan mitologi yang sakti oleh warga Semarang , bentuknya
merupakan gabungan beberapa binatang yang merupakan simbol
persatuan dari berbagai golongan etnis di Semarang yaitu Cina, Arab
dan Jawa. Kepalanya menyerupai kepala naga (Cina), tubuhnya
layaknya buraq (Arab), dan empat kakinya menyerupai kaki kambing
(Jawa).
Warak Ngendok sendiri berasal dari dua kata, yakni warak yang
berasal dari bahasa arab “Wara”I” yang berarti suci. Sedangkan
Ngendok sama artinya dengan bertelur, dua kata itu bisa diartikan
sebagai siapa saja yang menjaga kesucian di Bulan Ramadhan kelak
diakhir bulan akan mendapatkan pahala di hari lebaran.
2. Nyadran
Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh
masyarakat Jawa, terutama masyarakat kota semarang.
Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya
keyakinan. Nyadran yaitu ziarah kubur, mendoakan arwah
para leluhur. Upacara nyadran atau yang dikenal juga
Sadranan dilaksanakan oleh masyarakat kota semarang
sebelum memasuki Bulan Suci Ramadhan atau lebih dikenal
dengan bulan Ruwah. Setiap harinya pemakaman di Kota
Semarang selalu ramai didatangi banyak keluarga. Namun di
beberapa daerah kota semarang melakukan budaya sadranan
bersama warga satu desa ataupun satu dusun.
14