Page 15 - CIA RAHMAT HIDAYAT
P. 15

KEGAGALAN CIA                          x1/11


           tempur  yang tak peduli nasib anak buah, dan seorang  religius  yang suka
           kemewahan.  "Saya  rnenyesal  dibohongi militer yang ambil bagian  dalam
           gerakan dan PKI yang merancang  gerakan,"  kata Untung. "Militer"  yang
           ia maksud adalah Panglima  Komando  Tempur  Brigjen  Supardjo, Latief,
           dan Komandan Resimen  Pasukan  Pertahanan  Pangkalan  Aangkatan  Uda-
           ra Halim Perdanakusuma  Mayor  Soejono'
              Mengapa  hasil interogasi jatuh  ke tangan Hunter? Anderson  pernah
           menulis  artikel tentang berkoper.koper  dokumen  sidang Mahmilub  yang
            "berterbangan"  ke luar negeri.  Dokumen-dokumen  bersejarah  tersebut
            diperdagangkan  orangorang  dari institusi tertentu. Mereka menjual
            dokumen-dokumen  itu agar mendapatkan  bantuan pendidikan,  beasiswa,
            atau penelitian.  Hunter menyimpulkan  banyak hasil interogasi ying mus'
            tahil terungkap.  "Ini lumrah  setiap kali ada konspirasi tingkat tinggi di
            pemerintahan.  Masih ada pertanyaan,  misalnya  siapa yang pertama kali
            menggagas  serangan  preemtif G30S terhadap kepemimpinan  TNIAD,"
            tulis Hunter.
               Kemustahilan merupakan ideologi baku bagi setiap dinas intelijen,  ter-
            masuk  ClA. Setiap gerakgerik, sepakterjang,  maupun selukbeluk  jaring'
            an intelilijen yang dibalut kegiatan spionase dan kontra-spionase  sebisa
            mungkin harus terhapus  dari ingatan manusia.  CIA-juga KGB maupun
            Ml6-merupakan  dinas intelijen tersukses  dalam  perjalanan  panjang  seja'
            rah operasi mereka di manca  negara.  Sekalipun  dilanda krisis sampai
            saat ini, misalnya  kegagalannya  mencegah serangan  terorisme 9/II,  CIA
            merupakan  penopang penting kebijaksanaan  luar negeri dan keamanan
            nasional AS. Fakta ini takkan pernah berubah.
               Mereka tetap berkepentingan  besar untuk beroperasi di Indonesia
            sampai kapan pun. Indonesia  yang strategis  merupakan  taruhan besar
            bagi kepentingan nasional  yang mutlak  mesti diamankan agar tidak jatuh
            ke tangan  musutr.musuh  ideologis AS. Mereka  akan melakukan  semua
            cara untuk memperta\ankan kehadirannya di Indonesia, Asia Tenggara,
            dan fuia-Pasifik.  Tujuan  AS di kawasan  ini adalah menciptakan stabilitas
            dan perdamaian  yang menguntungkan kepentingan nasional semata-
            mata. Seperti sering disebutkan  dalam khazanah  ilmu politik,  "Tak ada
            kawan  atau lawan  yang abadi, yang ada hanya kepentingan  nasional  yang
            abadi."

                                                           Budiarto Shambazy
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20